USD – Peringatan ulang tahun ke-5 Ikatan Dosen Katolik Indonesia (23/11) yang diselenggarakan di Auditorium Universitas Satya Negara Indonesia (USNI) sekaligus menjadi momen pemberian penghargaan kepada dosen Katolik yang berprestasi di seluruh Indonesia dengan berbagai kategori yang sudah ditetapkan.
Dari enam kategori dan 35 dosen penerima penghargaan, dua dosen diantaranya berasal dari Universitas Sanata Dharma (USD) yang juga menjadi perwakilan dari IKDKI Yogyakarta. Kedua dosen tersebut adalah Dr. Bernardus Agus Rukyanto, SJ yang menerima penghargaan di kategori Scopus 1 dan 2 serta Dr. Bonifasius Widharyanto, M.Pd., yang menerima penghargaan di kategori prestasi.
Dari enam kategori dan 35 dosen penerima penghargaan, dua dosen diantaranya berasal dari Universitas Sanata Dharma (USD) yang juga menjadi perwakilan dari IKDKI Yogyakarta. Kedua dosen tersebut adalah Dr. Bernardus Agus Rukyanto, SJ yang menerima penghargaan di kategori Scopus 1 dan 2 serta Dr. Bonifasius Widharyanto, M.Pd., yang menerima penghargaan di kategori prestasi.
Romo Ruky yang merupakan Ketua Program Studi Pendidikan Agama Katolik (PAK) mengungkapkan bahwa pencapaiannya di bidang akademik tersebut merupakan perasaan yang menggembirakan bagi dirinya.
“Tentunya senang bisa mendapatkan penghargaan untuk kategori penulisan jurnal internasional yang mana memang artikel saya sendiri berhasil dimuat di Journal of Beliefs and Values. Jurnal itu kategorinya Scopus 1 dan memang jurnal internasional yang bereputasi sehingga terbitnya tulisan itu membuat saya dapat penghargaan di IKDKI sebagai salah satu dosen yang berprestasi,” ungkapnya.
Romo Ruky juga menjelaskan isi dari tulisannya yang memuat mengenai pengembangan pendidikan agama yang berfokus pada semangat toleransi dan keberagaman.
“Tulisan yang saya buat itu mengenai bagaimana peran pendidikan agama di Indonesia yang perlu dikembangkan untuk semakin menuju kepada semangat toleransi dan keberagaman dari para mahasiswanya ataupun siswanya itu sendiri. Oleh karena itu, sangat penting bagi masing-masing universitas maupun sekolah untuk mengembangkan pendidikan agama yang inklusif serta bisa mengembangkan semangat tersebut yang penting dan dibutuhkan di Indonesia,” ujarnya.
Penerima penghargaan kedua, Widharyanto yang juga menjabat sebagai Ketua Program Studi S2 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (S2 PBSI), menerima penghargaan lewat pengabdiannya dalam pengembangan seni dan budaya di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Widharyanto menuturkan bahwa pengabdian tersebut sudah diakui oleh LLDIKTI dan dalam perjalannya juga diakui oleh IKDKI.
“Saya senang melakukan pengabdian untuk masyarakat dan itu sudah saya jalani sejak lama. Ternyata apa yang bisa saya lakukan selama 30 tahunan, khususnya pelatihan guru dan pendampingan sekolah di daerah 3T akhirnya mendapat perhatian dan kemudian beberapa pihak mengatakan itu sebagai prestasi dalam berkarya. Semester ini sendiri saya mendapat nominasi dan penghargaan untuk dosen Academic Leader di bidang seni budaya karena kegiatan-kegiatan saya,” pungkasnya.
Dengan bangga, Widharyanto menambahkan bahwa pengabdiannya sesuai dengan visi milik USD yang menekankan pengembangan 3T.
“Lebih spesifik, apa yang kita kerjakan di daerah Papua Selatan itu yang sesuai dengan visi Sanata Dharma yang ingin memajukan dan mengembangkan daerah 3T. Jadi, pengabdian kami sejak tahun 2002 dengan membangun sekolah Asmat berbasis budaya Asmat itu tujuannya adalah agar anak muda disana tidak merasa tercabut dari akar budayanya sendiri yang mana sekarang sudah bisa dilihat hasilnya. Tentu saya tidak sendiri, sejak dulu sudah kami kembangkan bersama dengan beberapa dosen USD yaitu Pak Puji dari PGSD, Prof. Pratik dari Psikologi, dan Pak Sarkim dari FKIP,” paparnya.
Dengan prestasi yang diraih oleh dua akademisi USD ini di ajang IKDKI, Romo Ruky berharap dosen Katolik lainnya dapat menyusul dan meneruskan prestasi yang ada.
“Ini merupakan keikutsertaan USD yang kedua kalinya dari lima tahun berjalannya IKDKI, saya harap tahun depan semakin banyak dosen Katolik USD ataupun seluruh Indonesia untuk ikut dalam IKDKI dan juga semakin aktif dan berprestasi dalam kegiatan tridharma seperti menulis pada jurnal internasional ataupun melakukan pengabdian,” tutupnya.
VSW - Humas USD