USD - Sekelompok dosen dan mahasiswa gabungan dari Program Studi Informatika dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma (USD) bekerja sama dengan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan pengelola desa wisata di Dusun Pentingsari Umbulharjo Cangkringan Sleman atau disingkat Dewi Peri untuk mengembangkan teknologi Augmented Reality (AR) yang disebut dengan PentingsARi guna meningkatkan daya saing dan pemasaran produk lokal.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program "Pemanfaatan Augmented Reality Untuk Penunjang Promosi Produk UMKM di Desa Wisata Pentingsari" yang mana berlangsung selama satu semester dengan tim awal beranggotakan Dr. Ir. Anastasia Rita Widiarti yang merupakan dosen Informatika serta ditemani dua mahasiswa Informatika yaitu Yulius Agung Trisnanto dan Josephine Diva Ayurveda Verol.
“Pada awalnya, kami bertiga mengembangkan embrio dari PentingsARi untuk pemilik UMKM kopi, batik, dan jamur serta homestay, lalu setelahnya embrio tersebut dikembangkan kembali dengan tambahan dua dosen serta 37 mahasiswa Informatika, juga dengan bantuan pengelola Dewi Peri dan pemilik UMKM disana,” terang Anastasia.
Tambahan anggota yang meliputi dosen Informatika Kartono Pinaryanto, M.Cs. dan dosen Sastra Indonesia Dr. Fransisca Tjandrasih Adji serta 37 mahasiswa Informatika membantu tim awal dalam mengembangkan kembali solusi berbasis AR yang dapat menampilkan informasi produk secara interaktif kepada konsumen.
Teknologi AR ini memungkinkan konsumen untuk melihat detail produk, seperti bahan, cara pembuatan, dan manfaat, dengan memanfaatkan aplikasi yang telah dikembangkan khusus untuk desa ini. Ibu Ir Ciptaningtias selaku pengelola Dewi Peri menyatakan apresiasinya terhadap inisiatif pengembangan AR ini. "Kami sangat berterima kasih atas usaha untuk merevitalisasi dan membuat usaha-usaha baru dalam rangka penguatan branding Dewi Peri,” ungkapnya.
Upaya pengembangan produk AR untuk UMKM menjadi salah satu pengalaman nyata para mahasiswa peserta kelas kuliah Augmented Reality dalam kuliahnya yang mengambil bentuk problem base learning. Selain itu, dalam upaya pengembangan AR pun para pelaku UMKM diberikan pemahaman awal mengenai cara pemanfaatan teknologi AR yang sudah dikembangkan serta bagaimana penyempurnaan dari sisi konten terkait animasi 2D / 3D dari aplikasi AR-nya. Dengan adanya program pengabdian masyarakat seperti ini, Anastasia mengharapkan kerjasama antara perguruan tinggi dan masyarakat dapat terus ditingkatkan untuk menciptakan inovasi yang bermanfaat dan berdampak nyata bagi kemajuan desa.
(ARW)