USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Kuliah Dosen Tamu Penyair Milla Lolong: Prospek Pengembangan Sastra dan Industri Kreatif

diupdate: 1 tahun yang lalu

dok. Humas USD

“Sejak berakhirnya PD II, ada kecenderungan ilmu-ilmu disipliner beralih ke –model interdisipliner. Sumbangan ilmu pada perkembangan kemanusiaan memang dipertanyakan.  Ilmu kini menjadi lebih pragmatik. Ilmu terkait erat dengan kepentingan pragmatik seperti politik, industri, dan militer. Sementara itu, ilmu-ilmu humaniora –termasuk Ilmu Sastra mulai dipinggirkan terutama karena tidak adanya kebutuhan pasar akan lulusan ilmu-ilmu tersebut,” demikian dikatakan Maksimiliana Wua Lolong atau yang dikenal sebagai Milla Lolong ketika hadir sebagai dosen tamu dalam mata kuliah Puisi Indonesia, Selasa, 21 Februari 2023 melalui aplikasi zoom  meeting. Mata kuliah Puisi Indonesia di Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma diampu oleh Dr. Yoseph Yapi Taum. Milla Lolong adalah seorang penyair dan YouTuber yang turut mewarnai jagat pembacaan puisi di Indonesia melalui pembuatan musikalisasi  puisi.
 
Yoseph Yapi Taum mengajak para pakar Ilmu-Ilmu Humaniora untuk berefleksi, apa sumbangan ilmu ini bagi masa depan kemanusiaan? Apa relevansi ilmu humaniora –termasuk sastra-- bagi pembangunan perekonomian nasional, terutama dengan dunia industri. Untuk dapat bertahan dalam persaingan pasar yang semakin ketat, tidak ada pilihan lain bagi ilmu sastra kecuali memasuki bidang ‘ekonomi kreatif.’

dok. Y2T

Mengangkat Puisi ke Ruang Digital

Menurut Milla Lolong, penyair yang sudah menerbitkan antologi puisi berjudul Perihal Pulang (2019)ini, yang dimaksud dengan “ekonomi kreatif” adalah penciptaan nilai tambah berbasis ide yang lahir dari kreativitas sumber daya manusia (orang kreatif) dan berbasis pemanfaatan ilmu pengetahuan, termasuk warisan budaya dan teknologi.  Industri Kreatif adalah industri menghasilkan output dari pemanfaatan kreativitas, keahlian, dan bakat individu untuk menciptakan nilai tambah, lapangan kerja, dan peningkatan kualitas hidup. Kreativitas tidak hanya terbatas pada karya berbasis seni dan budaya tapi juga berbasis iptek, engineering, invoasi dan IT.
 
Karya sastra, baik lisan maupun tulisan, dapat memberikan kontribusi bagi dunia industri kreatif. Karya sastra yang berpotensi dikembangkan dalam dunia industri kreatif, antara lain: ekranisasi, multimedia, video game, pendidikan nilai, seni pertunjukkan, dan cindera mata.
 
“Pada kesempatan ini saya mengajak mahasiswa sastra untuk mengangkat puisi ke ruang digital dengan membuat karya kreatif musikalisasi puisi. Dengan memanfaatkan teknologi informasi, mahasiswa dapat menghasilkan produk industri kreatif. Musikalisasi puisi itu pada akhirnya dipublikasikan melalui akun YouTube sehingga dapat dinikmati masyarakat luas,” kata Milla Lolong.  

dok. Y2T

Musikalisasi Puisi

Menurut Milla Lolong, ada empat langkah pokok yang perlu dilalui di dalam proses musikalisasi  puisi. Pertama, pilihah puisi yang sesuai dengan karakter suara Anda. Apakah suara Anda cocok untuk puisi-puisi sedih, kematian, romantis, atau untuk puisi-puisi perlawanan. Kedua, siapkan gambar atau ilustrasi yang sesuai dengan tema puisi yang kita pilih. Gambar dapat berupa pemandangan laut di senja hari, gunung, kabut, hujan, hutan, pantai, dan sebagainya. Ketiga, siapkan instrumen musik yang sesuai dengan tema. Di YouTube ada banyak musik yang dapat digunakan tanpa klaim hak cipta. Keempat, mulai membaca dan merekam puisi.

Milla Lolong juga memberikan empat kiat membaca puisi. Pertama, pahami dan dalami makna puisi yang Anda baca. Agar emosinya dapat tersalurkan siapkan diri beberapa saat untuk menggali emosi serta makna yang ada di salam puisi. Kedua, gunakan intonasi yang tepat, agar membawa pendengar ke dalam suasana puisi yang sedang dibacakan. Perhatikan tinggi-rendahnya suara di dalammembaca puisi. Ketiga, perhatikan keras-lembutnya suara pada kata, frase, atau larik tertentu.  Hal ini akan berpengaruh pada pendengar. Keempat,  temukan gaya membacamu sendiri. Jangan meniru gaya orang lain karena akan terlihat tidak  otentik.

Untuk merekam dan membuat produk musikalisasi puisi, Milla Lolong menyarankan mahasiswa menggunakan berbagai aplikasi yang sudah tersedia, seperti aplikasi VN dan Cut Cat. Dalam pertemuan kedua, Milla Lolong akan menilai dan mengevaluasi produk musikalisasi puisi yang dihasilkan mahasiswa.



(y2t)

  kembali