Program Studi Matematika (Fakultas Sains dan Teknologi) dan Program Studi Pendidikan Matematika (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Universitas Sanata Dharma (USD), Yogyakarta sukses menggelar Sanata Dharma Calculus League (SadharCalL) secara Hybrid. SadharCalL pada tahun ini telah memasuki musim ke-4 dan terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama adalah babak kualifikasi yang diselenggarakan pada Sabtu, 5 November 2022 secara daring. Tahap kedua, yaitu babak semi-final dan final, diselenggarakan pada Sabtu, 12 November 2022 secara luring di Ruang STEAM, Kampus III USD. Di antara babak semi-final dan final juga diadakan kuliah umum oleh Prof. Ir. Sudi Mungkasi, Ph.D. dengan tema “Peran Matematika pada Masalah Kebencanaan”.
Kegiatan lomba ini dikuti 58 tim, dimana setiap tim terdiri dari dua orang mahasiswa. Terdapat 19 perguruan tinggi di seluruh wilayah Indonesia yang mengirimkan timnya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (4 tim), STKIP Syekh Manshur (3 tim), Telkom University (1 tim), Universitas Andalas (6 tim), Universitas Brawijaya Malang (1 tim), Universitas Cenderawasih Jayapura (2 tim), Universitas Diponegoro Semarang (2 tim), Universitas Gadjah Mada (3 tim), Universitas Hasanuddin Makassar (8 tim), Universitas Jember (1 tim), Universitas Katolik Parahyangan (3 tim), Universitas Lampung (2 tim), Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Jakarta (3 tim), Universitas Negeri Yogyakarta (3 tim), Universitas Padjadjaran (4 tim), Universitas Pendidikan Indonesia Bandung (1 tim), Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (1 tim), Universitas Tanjungpura (1 tim), dan tuan rumah, Universitas Sanata Dharma (9 tim).
Dari 58 tim yang bersaing, 26 tim lolos ke babak semi-final. Selanjutnya, lima tim terbaik dari babak semi-final lolos ke babak final. Babak final SadharCalL 2022 menggunakan format presentasi soal esai komprehensif. Adapun dewan juri babak final terdiri dari tiga orang dosen, yaitu Dewa Putu Wiadnyana Putra, S.Pd., M.Sc. (USD), Made Benny Prasetya Wiranata, S.Si., M.Sc. (UGM), dan Drs. Yudi Soeharyadi, M.Si., Ph.D. (Institut Teknologi Bandung).
Bachtiar Hafidz Ilham Pratama dan Muhammad Arifin Ilham (UGM) keluar sebagai juara 1, disusul oleh Vishal Singh Cahal dan Jason Nathaniel Soegiharto (Universitas Katolik Parahyangan) sebagai juara 2, serta Akhmad Qusyairi dan Wildan Bagus Wicaksono (UB) sebagai juara 3. Dua finalis yang lain, Catherine Richelle Hindarto dan Justin Hasim (USD), serta Muhammad Fatkhurrohman dan Orlando Ferrari (UGM), berturut-turut meraih juara 4 dan juara 5.
Ketua Panitia Sanata Dharma Calculus League Ricky Aditya, M.Sc., menyampaikan bahwa tujuan dari lomba ini adalah untuk menguji kemampuan mahasiswa pada bidang kalkulus, yang belum dijangkau dalam olimpiade Matematika tingkat mahasiswa (ON-MIPA).
"Kalkulus sendiri tidak hanya dipelajari di jurusan Matematika atau Pendidikan Matematika saja, melainkan juga oleh jurusan-jurusan lain seperti Fisika, Informatika, Teknik Elektro, dan lain-lain. Lomba SadharCalL ini sekaligus juga dapat mempromosikan USD di tingkat nasional. Harapan ke depannya, lomba SadharCalL ini dapat rutin diadakan setiap tahun, punya reputasi di tingkat nasional serta jumlah pesertanya semakin banyak,” kata
"Kalkulus sendiri tidak hanya dipelajari di jurusan Matematika atau Pendidikan Matematika saja, melainkan juga oleh jurusan-jurusan lain seperti Fisika, Informatika, Teknik Elektro, dan lain-lain. Lomba SadharCalL ini sekaligus juga dapat mempromosikan USD di tingkat nasional. Harapan ke depannya, lomba SadharCalL ini dapat rutin diadakan setiap tahun, punya reputasi di tingkat nasional serta jumlah pesertanya semakin banyak,” kata
Salah satu anggota tim juara 1, Bachtiar Hafidz Ilham Pratama, saat diwawancarai merasa senang karena bisa jadi juara. Selain itu, Bachtiar juga mengapresiasi sistem perlombaan SadharCalL yang dinilainya bagus.
"Selama babak kualifikasi daring, semua peserta diawasi kamera sehingga dapat meminimalisir kecurangan, sedangkan di babak final, tempat untuk mengerjakan soal dan presentasi terpisah sehingga fokusnya tidak terganggu", pungkasnya.
"Selama babak kualifikasi daring, semua peserta diawasi kamera sehingga dapat meminimalisir kecurangan, sedangkan di babak final, tempat untuk mengerjakan soal dan presentasi terpisah sehingga fokusnya tidak terganggu", pungkasnya.
(MSA, RA)