USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Pendampingan SDM Lembaga Desa Mandiri Budaya Hargomulyo: Pengabdian FE USD

diupdate: 1 tahun yang lalu

dok. FE

Dosen Fakultas Ekonomi USD ibu Ike Janita Dewi, Ph.D. dan 7 dosen lain serta 4 Mahasiswa dari Prodi Manajemen melakukan pendampingan SDM Lembaga Desa Mandiri Budaya. Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Kegiatan ini dilaksanan di Balai Kalurahan Hargomulyo dari tanggal 3-7 Oktober 2022.

Kalurahan Hargomulyo mendapatkan pendampingan SDM Lembaga Desa Mandiri Budaya. Kegiatan ini diikuti oleh para perangkat desa dan warga desa Hargomulyo, khususnya pengurus 4 pilar Desa Mandiri Budaya, yakni Desa Budaya, Desa Wisata, Desa Preneur dan Desa Prima. Pendampingan ini sebagai upaya pelestarian, perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan akan kekayaan dan keberagaman budaya untuk mengukuhkan jati diri ke Jogjakarta sebagai bagian integral dari budaya nasional. Pendampingan mengajak warga Desa Mandiri Budaya untuk mengembangkan budaya lokal sebagai desa wisata.

Kalurahan Hargomulyo, Kapanewon Kokap, Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan salah satu Desa Mandiri Budaya.  Kalurahan ini merupakan salah satu tempat wisata di Kabupaten Kulon Progo yang berjarak kurang lebih 45 km dari Kota Yogyakarta dan letaknya berdekatan dengan Bandara Yogyakarta International Airport. Hargomulyo menawarkan keunikan dibandingkan dengan wilayah lainnya. Setiap aspek memiliki cerita dan ciri khas masing-masing yang menggambarkan identitas Hargomulyo. Para peserta mendapatkan pendampingan untuk mempersiapkan desa Hargomulyo sebagai Desa Mandiri Budaya.

Materi yang diberikan dalam pendampingan SDM ini selama 5 hari meliputi, Overview dan Unique Selling Point (USP), Packaging dan Programming, Laporan Keuangan Sederhana, Digital Marketing, dan Pariwisata Berkelanjutan. Di hari pertama, para peserta diberi ruang diskusi untuk menentukan keunggulan dan keunikan dengan mengidentifikasi potensi yang dimiliki desa.

Berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan di hari tersebut, mereka menemukan setidaknya ada 4 unique selling points, yaitu:

  1. Angguk Putra
do. FE

Angguk Putra adalah tarian yang berasal dari Hargomulyo. Kesenian ini terbilang unik dikarenakan Angguk Putra merupakan pertunjukkan tarian yang dibawakan oleh penari lelaki. Para penari ini merupakan keluarga besar 4 generasi yang menari dalam satu panggung. Konon, Angguk Putra telah ada sejak tahun 1957. Sebelum tahun 90-an, Angguk Putra eksis menari hingga munculnya Angguk Putri yang membuat para penari Angguk Putra tidak ada kegiatan untuk sementara. Kemudian pada tahun 1995, Hargomulyo ditetapkan menjadi desa wisata sehingga Angguk Putra harus melenggang di panggung kembali. Pada tahun 2000-an, muncullah generasi baru dan akhirnya dapat kembali menari hingga saat ini.

2. Sendang Pengilon



Sendang Pengilon merupakan wisata alam yang masih asri dengan anak tangga alami yang terbentuk dari bebatuan alam. Sendang Pengilon memiliki legenda/folklore pengantin dibalik sendang-sendang. Selain itu, morfologi batuan yang dinilai memiliki kesamaan dengan batuan di gunung api purba Nglangeran, namun kebenaran hal tersebut masih diteliti lagi oleh pihak ahli geologi. Selain menawarkan area rekreasi alam yang sejuk dan asri, Sendang Pengilon menjadi sarana healing untuk menikmati keindahannya dan suasana yang mandamaikan hati serta pikiran.

3. Gula Pothek



Hargomulyo juga memiliki keunikan lainnya, yaitu adanya oleh-oleh khas desa setempat. Gula Pothek merupakan produk temuan karang taruna Desa Hargomulyo, yang dimodifikasi dari gula Jawa asli menjadi bentuk kotak-kotak seperti cokelat, sehingga mudah di’pothek’ agar mudah dikonsumsi. Teksturnya yang halus juga semakin menambah keunggulan produk ini. Di samping itu, Gula Pothek diyakini dapat bermanfaat bagi kita yang memerlukan energi, misalnya bagi para pesepeda atau pendaki gunung.

3. Langsang Berkat
Unique selling points lainnya merupakan wisata kuliner yang disebut Langsang Berkat. Kuliner ini merupakan makanan yang dibungkus dengan daun kelapa dan disimpan dalam besek yang merupakan wadah dari anyaman bambu. Di dalam Langsang Berkat, terdapat berbagai macam lauk pauk yang nikmat untuk disantap. Langsang Berkat ini umumnya dijumpai pada acara-acara syukuran dan upacara adat desa setempat.


Setelah menetapkan USP, pada hari kedua para peserta diajak untuk menentukan paket wisata yang ditawarkan kepada calon wisatawan dan praktek membuat brosur. Sedangkan pada hari ketiga, keempat dan kelima materi diberikan adalah terkait membuat laporan keuangan sederhana, digital marketing,dan merumuskan signage serta SOP dalam pelestarian keempat USP yang dimiliki.
 
Dari kegiatan pendampingan ini diharapkan dapat membuat Kalurahan Hargomulyo menjadi Desa Mandiri Budaya yang menawarkan keunikan mereka. Selanjutnya, tidak sebatas hanya menawarkan sebagai daya tarik wisata, namun juga dapat dilestarikan sebagai warisan budaya.

(RBY)

  kembali