Sabtu, (22/10) Fakultas Psikologi USD mengadakan pelatihan kessehatan jiwa bekerja sama dengan Pusat Rehabilitasi YAKKUM, di Ruang Drost Lt. 4 Kampus 3. Pelatihan yang diselenggarakan dalam rangka Hari Kesehatan Jiwa Nasional (10 Oktober) ini ‘Peran Psikologi dalam Kesehatan Jiwa Berbasis Masyarakat Bagi Disabilitas Psikososial’. Pelatihan ini diikuti 400 orang mahasiswa yang mengambil matakuliah Psikologi Abnormal dan Dasar-dasar Intervensi.
Dalam sambutan pembukaan, Dekan Fakultas Psikologi, Dr. Yohannes Babtista Cahya Widiyanto M.Si. menyampaikan, “Disabilitas psikososial terkadang kurang mendapat dukungan dan perhatian dari lingkungan atau masyarakat. Terkadang kita cenderung melihat hanya dari fisik atau penampilannya saja. Kita bersama-sama dipanggil untuk berkontribusi peduli pada persolan disabilitas”, ujarnya.
Senada dengan sambutan Dekan, narasumber pertama, Veny Septiana, S,Psi. (Kepala Seksi Unit Diklat, Pusat Rehabilitasi YAKKUM), memaparkan tentang konsep disabilitas dan mengajak peserta untuk menyamakan persepsi mengenai disabilitas. Seringkali disabilitas dikaitkan hanya dengan fisik saja, padahal ternyata terdapat 4 jenis disabilitas, yaitu disabilitas fisik alat gerak tubuh, intelektual, mental, dan sensorik.
“Orang dengan disabilitas adalah mereka yang memiliki kondisi impairment kemudian menemukan hambatan dalam lingkungan sekitarnya, sehingga tidak bisa berpartisipasi secara sosial. Hambatan terbesar bagi disabilitas adalah stigma dari masyarakat yang sering memandang sebelah mata atau cenderung mengabaikan”, paparnya.
Memperkuat pandangan Veny, narasumber kedua, Desty E Nurmalasari, S.Pd., (salah satu dampingan disabilitas psikososial Pusat Rehabilitasi YAKKUM), menceritakan pengalamannya saat menderita halusinasi. “Stigma negatif dari masyarakat yang justru membuat saya susah untuk menerima diri saya sendiri pada saat itu”, ujarnya.
Pelatihan yang dimoderatori oleh Febriana Ndaru Rosita, M.Psi., Psi, (dosen Fakultas Psikologi USD) ini diselengarakan dengan harapan bisa menambah perspektif mahasiswa tentang kesehatan jiwa berbasis masyarakat. Melalui pelatihan ini diharapkan mahasiswa psikologi bisa mengambil peran lebih tidak hanya intervensi individu saja melainkan juga dalam intervensi psikososial, seperti yang disampaikan oleh Siswaningtyas Tri Nugraheni (Project Manager kesehatan jiwa dan rehabilitasi sosial berbasis masyarakat YAKKUM).
“Masyarakat dalam menanggapi distabilitas dan psikososial juga penting karena dukungan dari masyarakat serta masyarakat yang mengikut sertakan teman-teman distabilitas dan psikososial dalam suatu kegiatan dapat membuat mereka merasa jauh lebih baik dan merasa dihargai keberadaannya. Teman-teman yang mengalami penyakit mental atau mengalami tekanan pada hidupnya membutuhkan teman bercerita itu bisa membuat mereka menjadi lebih baik dan merasa dipahami”, ungkapnya.
(KRHP&KP)
(KRHP&KP)