USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Pemulihan Ekonomi Nasional dari Interupsi Covid-19

diupdate: 2 tahun yang lalu




Universitas Sanata Dharma (USD) menyelenggarakan acara Seminar Dosen 2021 dalam rangka perayaan Dies Natalis yang ke-66. Acara ini diselenggarakan pada 15 Desember 2021 dengan mengusung tema “Transformasi Ekonomi Pasca Pandemi Covid-19.” Webinar ini diadakan dengan tujuan untuk terus menggagas cara agar transformasi ekonomi tetap berjalan dan bergulir meskipun pandemi masih terus berlangsung.

“Covid menginterupsi aktifitas ekonomi. Padahal ekonomi bergantung pada mobilitas. Ketika mobilitas berhenti, praktis ekonomi berhenti. Padahal, negara bertumpu dari penerimaan pajak sebagai output dari ekonomi. Otomatis penerimaan pajak turun. Di masa pandemi, justru kita perlu belanja lebih besar untuk mengatasi dampak sosial-ekonomi-kesehatan,” ungkap Prastowo, Staf khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis.

Pemulihan Ekonomi Nasional
Prastowo mengungkap bahwa kini telah muncul keadaan ekonomi digital yakni ekonomi yang meminimalkan friksi-friksi pasar tradisional, dengan mengintegrasikan ke dalam marketplace. Transaksi juga mengalami virtualisasi, termasuk sistem ekonomi yang bergeser dari corporate-centric ke crowd-centric. “Digitalisasi itu sama dengan dimaterialisasi. Apa yang ragawi atau kasat mata menjadi intangible, menjadi tidak tampak. Benda-benda fisik menjadi nonfisik, ini proses digitalisasi,” ujarnya.

“Kita ingin menata ekonomi di masa pasca pandemi. Kurang lebih bila dicirikan, ekonomi pasca pandemi itu akan berciri ekonomi hijau,” ucap Prastowo. Ekonomi hijau menurut yang dijabarkan Prastowo adalah ekonomi yang berwawasan lingkungan. Bumi disebut beristirahat selama pandemi sehingga diharapkan kegiatan ekonomi dengan komitmen menurunkan emisi jadi lebih kuat dilakukan ke depannya. “Lalu meminimalkan sentuhan, kontak, less contact economy. Maka yang online, digital akan mendominasi,” tambahnya.

Teknologi Menjadi Kunci Transformasi Ekonomi 
Social distancing juga telah mengubah banyak hal, terkait dengan cara orang berkomunikasi, berinteraksi, dan berkonsumsi. Prastowo menyebut teknologi yang telah menjadi ujung tombak. Di tengah usaha meminimalkan infeksi, ekonomi tidak bisa diberhentikan. “Faktanya, bahkan layanan publik pun bisa diakselerasi berkat kemajuan teknologi,” ungkap Prastowo.

Dalam melihat peluang membangkitkan ekonomi, pemerintah terus berupaya untuk mendorong akselerasi transformasi digital. Salah satunya melalui kebijakan fiskal 2022 yang diarahkan untuk reformasi struktural melalui pembangunan infrastruktur pendukung transformasi ekonomi. Reformasi program utama pemerintah tahun 2022 terus didorong untuk melakukan pemanfaatan teknologi informasi. “Di bidang pendidikan melalui platform pembelajaran berbasis teknologi. Di bidang kesehatan ada pengembangan IT dalam layanan kesehatan seperti telemedicine serta digitalisasi layanan posyandu, puskesmas, dan rumah sakit. Di bidang infrastruktur melalui pemerataan infrastruktur dan akses tik dalam rangka peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan literasi digital, serta dukungan tik untuk peningkatan kualitas layanan desa,” lanjut Prastowo dalam pemaparannya. 

Harus Disertai Strategi Bisnis Baru 
Dunia digital tidak hanya sekedar mengenal internet tetapi pemahaman akan proses bisnis dalam ekosistem ekonomi digital,” ucap Ike, selaku dosen Magister Manajemen USD. Dunia digital menginginkan respons yang super cepat. Maka Ike pun mengungkap bahwa bukan mempunyai website dan seberapa banyak media sosial yang penting, melainkan jejaring atau networknya tetap yang terpenting.

Ike Janita dan moderator Titus Odong Kusumajati ketika menjawab pertanyaan dari peserta seminar. Peluang agar menang dalam era digital mencakup layanan atau produk yang inovatif, model bisnis yang harus berubah, dan proses bisnis di sepanjang rantai nilai juga harus berubah. Bisnis model baru harus mengikuti konsumen dengan perjalanan pengambilan keputusan yang baru yang kini serba memanfaatkan kecepatan teknologi dan internet.

“Para wisatawan sudah manfaatkan digital untuk browsing tempat tujuan wisatanya, mencari tahu harga tiketnya berapa, booking tempatnya. Setelah mendapatkan pengalaman wisatanya, sudah pasti memposting di status juga. Lewat unggahannya ini bisa menjadi testimoni bagi tempat wisata yang bersangkutan. Dalam digital journey, data historis sudah tidak relevan lagi,” tutur Ike.

(JCLA & ERDW)

  kembali