Unit Pelaksana Matakuliah Pengembangan Kepribadian (UP MPK) Universitas Sanata Dharma (USD) pada tahun 2021 ini telah berupaya bekerjasama dengan banyak pihak untuk melaksanakan program-program kegiatan bagi pengembangan mahasiswa. Dua hal penting selama satu tahun ini yang kami lakukan adalah (1) Revitalisasi Matakuliah Pengembangan Kepribadian, meliputi: Pendidikan Pancasila, Pendidikan Kewarganegaraan, Teologi Moral, Filsafat Moral, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia. Revitalisasi ini telah dimulai di tahun sebelumnya dengan matakuliah Pendidikan Agama yang telah berjalan kurang lebih selama 4 semester ini. Selain itu, (2) UP MPK juga bekerjasama dengan Wakil Rektor I dalam pelaksanaan Program Formasi Cerdas Humanis (FCH) selama 2 semester ini.
Pertama. Webinar FCH dengan Tema “Menjadi Humanis” pada Jumat, 26 Februari 2021, pkl. 16.00-18.00 WIB, dengan 3 narasumber, yaitu (1) Rm. Paulus Bambang Irawan, S.J., S.S., M.Hum., S.T.D. (Wakil Rektor III USD); (2) Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D. (Dosen Program Studi Pendidikan Kimia USD); dan (3) Hanna Irma Wahyuni (Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa Pengabdian Masyarakat [UKM PM] USD, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris USD). Dimoderatori oleh Ibu Januari Ayu Fridayani, M.M. (Dosen Program Studi Manajemen USD). Dalam webinar kali ini, Romo Bambang berbicara mengenai topik “Berjalan Bersama Orang Muda Membangun Masa Depan Penuh Harapan”, di mana Cura Personalis, Competence, Conscience (Mengikuti Passion), dan Compassion menjadi 4 point penting di dalamnya. Sedangkan, Pak Sarkim berbicara mengenai pengalaman pribadinya berpuluh-puluh tahun di Universitas Sanata Dharma dalam mendampingi para mahasiswa untuk menanamkan sikap humanis dalam berbagai hal konkrit sehari-hari di kampus. Presentasi yang diberikan pun diberi judul, “Yang Ku Lihat – Ku Alami – Coba Kulakukan”. Di kesempatan terakhir, Sdri. Hanna pun mensharingkan pengalaman pribadinya kepada teman-teman mahasiswa semester awal mengenai pengalamannya berorganisasi di lingkungan Universitas Sanata Dharma.
Kedua. Webinar FCH dengan Tema “Kepedulian Terhadap Sesama” pada Jumat, 30 April 2021, pkl.16.00-18.00 WIB, dengan narasumber Sdri. Yohana Keraf (Co-Founder Du’Anyam) dan dimoderatori oleh Ibu Kristia, MBA (Dosen Prodi Manajemen USD).
Pada kesempatan kali ini, Formasi Cerdas Humanis ini berbicara mengenai pengalaman Yohana Keraf sebagai seorang muda yang memiliki visi dan misi mengembangkan dan memberdayakan para perempuan di Flores melalui kegiatan menganyam. Produk-produk para Ibu ini pun bisa sampai diekspor ke luar negeri, seperti ke Jepang, Korea Selatan, Australia, dan yang terakhir sampai ke Texas, Amerika Serikat. Bahkan, Du Anyam pun pernah menjadi Official Merchandiser Asian Games 2018. Ini semua berkat kerja keras para Ibu di Flores yang telah menganyam dengan penuh ketrampilan untuk membantu pula perekonomian keluarga. Inilah contoh konkrit bahwa anak muda pun dapat berbuat sesuatu bagi sesamanya.
Ketiga. Weekend Moral dengan Tajuk “Seksualitas Kaum Muda: Let’s Talk With Stella Vania Puspitasari, M.Psi., Psikolog.” Acara pun diadakan pada Sabtu, 8 Mei 2021, pkl.10.00-12.00 WIB dengan moderator Rm. Bernardus Agus Rukiyanto, S.J. (Kaprodi Pendidikan Keagamaan Katolik USD). Model weekend moral kali ini sangat berbeda dari sebelum-sebelumnya. Kami menyajikan weekend moral dengan sebuah kuliah umum dalam bentuk webinar yang mengangkat persoalan-persoalan seksualitas kaum muda saat ini. Acara ini pun dibanjiri oleh berbagai pertanyaan yang begitu kontekstual dengan pergulatan para mahasiswa saat ini. Inti acara ini pun ingin membantu mahasiswa untuk dapat semakin peka bahwa tindakan-tindakan sederhana yang tidak disadari pun dapat menjadi sebuah persoalan yang berat bagi orang-orang di sekitarnya, misalnya bercanda mengenai bentuk tubuh teman lainnya, yang pada akhirnya bisa berujung pada “perundungan” (bullying); atau tindakan “catcalling” yang mencoba menggoda lawan jenis dengan siulan, panggilan atau komentar yang bersifat seksual dari teman-temannya sendiri dan terjadi di sekitar lingkungan kampus. Jadi, mahasiswa pun semakin disadarkan dengan hal-hal kecil di sekitarnya, yang dulu dianggap biasa, ternyata hal itu sudah menjadi persoalan serius bagi orang-orang di sekitarnya. Seksualitas pun pada akhirnya patut disyukuri karena menjadi bagian dari anugerah Tuhan yang diberikan kepada setiap manusia. Tantangannya sekarang, “Bagaimana menerima seksualitas itu dengan sehat dan menjadikannya bagian dari hidup yang penuh berkat.”
Keempat. Pada 19 Agustus 2021, Tim Revitalisasi Matakuliah Pengembangan Kepribadian diajukan ke Rektorat yang meliputi Revitalisasi Matakuliah (1) Pendidikan Pancasila, (2) Pendidikan Kewarganegaraan, (3) Teologi Moral, (4) Filsafat Moral, (5) Bahasa Inggris, dan (6) Bahasa Indonesia. Tim Revitalisasi ini pun terdiri dari 34 Dosen Universitas Sanata Dharma dari berbagai Program Studi di Universitas Sanata Dharma. Hasil akhir dari Tim ini adalah LMS masing-masing matakuliah yang sudah direvitalisasi dan disesuaikan dengan konteks mahasiswa saat ini. Semua matakuliah MPK akan diadakan secara daring 100% mulai semester depan dan akan diadakan pada pkl.15.00/16.00-18.00 WIB setiap harinya. Tim revitalisasi pun masih bekerja hingga bulan Februari 2022.
Kelima. Webinar FCH, dengan Tema “Berjiwa Besar Masuk Universitas Sanata Dharma”, yang diselenggarakan pada Jumat, 17 September 2021, pkl. 16.00-18.00 WIB. Para pembicara pun dari kalangan universitas kita sendiri, yaitu (1) Drs. Concillianus Laos Mbato, M.A., Ed.D. (Dosen Prodi Magister Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Sanata Dharma); (2) Ferdian Anugrah Oktavandi (Mahasiswa Program Studi Manajemen); (3) Laurensia Simanihuruk (Mahasiswa Program Studi Informatika). Acara ini pun dimoderatori oleh Ibu Fransisca Ditawati Nur Pamenang, S.Pd., M.Sc. (Dosen Program Studi Pendidikan Kimia). Webinar FCH kali ini berbicara mengenai pengalaman pribadi dari ketiga narasumber berkaitan dengan menghidupi “Jiwa Besar” di lingkungan Universitas Sanata Dharma. Sdr. Ferdian dan Sdri. Laurensia banyak berbicara mengenai pengalaman mereka terlibat aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan di lingkungan Universitas Sanata Dharma. Sedangkan, Pak Consillianus lebih berbicara pengalaman pribadinya yang berasal sebuah desa kecil dan berusaha untuk berjuang sekolah dengan serius. Keterbatasan bukanlah alasan untuk tidak berjuang untuk belajar. Pak Consillianus pun bercerita mengenai jatuh-bangun pengalamannya dalam studi, hingga akhirnya memperoleh gelar Master dan Doktor di Australia. Dan akhirnya, ia pun tertambat di universitas kita yang tercinta ini – Universitas Sanata Dharma.
Keenam. Pada Sabtu, 25 September 2021, pkl. 10.00-12.00 WIB, UP MPK pun mengadakan Talkshow dengan tajuk “Pancasila dan Kaum Muda”, yang menghadirkan 3 pembicara: (1) Tsamara Amany Alatas (Politikus Muda); (2) Prof. F.X. Eko Armada Riyanto, C.M. (Dosen Filsafat STFT Widya Sasana, Malang); dan (3) K.R.A.P. Eri Ratmanto (Koordinator Komunitas Pancasila Dasar NKRI bukan Pilar). Acara ini pun dimoderatori oleh Rm. Patrisius Mutiara Andalas, S.J., S.S., S.T.D. (Dosen Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik USD). Acara Talkshow Pancasila ini pun ternyata diikuti oleh ribuan mahasiswa, bahkan masyarakat umum dari luar civitas Universitas Sanata Dharma. Ada yang datang dari Surabaya, Malang, Jakarta, dan berbagai tempat lainnya dan semua terlibat dalam pembicaraan mengenai Pancasila. Talkshow kali ini membukakan mata kita bahwa ternyata “Kaum Muda” pun masih peduli dengan Pancasila. Mbak Tsamara menjadi bukti nyata bahwa perjuangan untuk merealisasikan Keadilan Sosial melalui jalur politik pun bisa dimulai dari “Kaum Muda”. Rm. Armada pun menambahi bahwa “kekayaan budaya Indonesia” bisa menjadi sebuah modal bagi bangsa ini untuk menjadi lebih baik dan lebih maju lagi ke depannya. Sedangkan, K.R.A.P Eri Ratmanto lebih berbicara mengenai gerakan yang ia pelopori untuk memperjuangkan bahwa “Pancasila bukanlah pilar, melainkan dasar negara.” Hal ini pun dimulai dari hal-hal sederhana dalam keseharian, mulai dari kumpul-kumpul di angkringan, main layang-layang (sambil kampanye Pancasila Dasar Negara), bahkan hingga mengusulkan ide “Pancasila bukanlah pilar, melainkan dasar negara” melalui DPRD Kota Yogyakarta hingga ke MPR, Jakarta. Dari webinar ini, kita pun disadarkan bahwa “Kaum Muda” pun masih bisa ikut ambil bagian dalam memperjuangkan dan memperkuat nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sebagai bagian dari bangsa Indonesia.
Ketujuh. Weekend Moral, "Seksualitas dan Kaum Muda" yang diadakan pada Sabtu, 23 Oktober 2021, pkl. 09.00-12.00 WIB dengan pembicara (1) Ibu Priscilia Thea Novena, M.Psi, Psikolog (Alumni Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma) dan (2) Bapak Cornelius Siswa Widyatmoko M.Psi. (Dosen Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma). Dengan moderator Rm. Dr. Bernardus Agus Rukiyanto, S.J. sebagai Koordinator Weekend Moral USD. Dalam weekend moral kali ini, banyak hal yang dibicarakan oleh narasumber khususnya berkaitan dengan persoalan seksualitas yang dihadapi secara konkrit oleh para mahasiswa. Pertanyaan-pertanyaan pun kadang juga masuk ke ranah moral, khususnya Moral Katolik, sehingga kadang moderator pun harus ikut menjawab karena Rm. Ruki yang lebih memahami persoalan-persoalan ini. Jadi, diskusi dalam weekend moral kali ini pun sungguh kaya, di mana psikologi dan moralitas pun bertemu dalam sebuah topik yang hangat bagi para mahasiswa dan sesuai dengan pergulatan dan konteks hidup mereka sehari-hari.
Kedelapan. Pada Jumat, 26 November 2021, pkl. 16.00-18.00 WIB, Formasi Cerdas Humanis mengadakan Webinar dengan Tajuk “Lentera Jiwa: Menemukan Nilai-Nilai Kehidupan” dengan mengundang 2 narasumber, yaitu (1) Pak Kunardi Sastrawijaya (Alumni Universitas Sanata Dharma, Owner Olive Fried Chicken dan Karen Chicken) dan (2) Bhante Uttamo (Alumni Universitas Sanata Dharma, Bhikkhu Sangha Theravada Indonesia). Acara ini pun dimoderatori oleh Fr. A. Siwi Dharma Jati, S.J. (Mahasiswa Fakultas Teologi USD). Dalam webinar kali ini, Bhante Uttamo banyak berbicara mengenai nilai kejujuran dan kebijaksanaan yang dapat membantu kita mengatasi persoalan-persoalan konkrit sehari-hari, bahkan sampai menggunakan contoh “Penggunaan Virtual Background Zoom” sebagai salah satu cara mencapai kebijaksanaan. Selain itu, Pak Kunardi pun menceritakan mengenai pengalamannya menerapkan nilai-nilai kejujuran dan kesetiaan dalam berusaha. Contohnya ketika ia tidak mengganti supplier ayamnya, meskipun harga di supplier lainnya lebih murah. Ia berprinsip “kita mulai bersama-sama, kita pun berlari bersama dan berjuang bersama-sama”. Supplier pun juga harus diberi kesempatan untuk berkembang. Selain itu, Pak Kunardi pun memberi harga yang murah bagi ayam yang dijualnya agar terjangkau oleh semua kalangan karena ia pun mengalaminya sendiri ketika mahasiswa, di mana ia tidak bisa membeli “Fried Chicken” yang harganya jauh di atas uang sakunya ketika mahasiswa. Bahkan, pernah ditest bahwa kualitas ayamnya jauh lebih baik dari ayam-ayam yang dijual di tempat yang lebih terkenal dan mendunia, dan ia pun tetap memberi harga yang jauh lebih murah agar orang kecil pun dapat merasakan ayam “Fried Chicken” yang berkualitas namun terjangkau. Dari webinar kali ini, para peserta pun diajak untuk menemukan nilai-nilai kehidupan di dalam hidup mereka masing-masing dan menghidupinya secara sederhana dari hari ke hari.
(SPDS)