USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Post-Covid 19: Language Learning-Teaching, Linguistics & Literature in Local & Universal Contexts

diupdate: 3 tahun yang lalu




Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dan Magister Pendidikan Bahasa Inggris (MPBI) Universitas Sanata Dharma (USD) menyelenggarakan konferensi Internasional bertajuk “The 8th International Language and Language Teaching Conference (LLTC)”. Konferensi Internasional tersebut diselenggarakan di Kampus 2 USD secara virtual pada tanggal 17-18 September 2021.

Dalam sambutannya, Rektor USD, Bapak Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. menyampaikan bahwa kebutuhan pendidikan tinggi dalam mengembangkan model baru dalam mengedukasi mahasiswa dipicu oleh fakta bahwa internet tidak hanya memberikan sesuatu yang melimpah dan murah tetapi juga menyediakan fleksibilitas dan akses tanpa batas. “Konferensi ini adalah respon yang relevan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran pada saat terjadinya perubahan modern yang cepat yang banyak dipengaruhi oleh teknologi canggih,” tutur beliau. Pak Eka berharap bahwa LLTC adalah wadah yang tidak hanya mendiskusikan tentang hasil peneliatian saja, tetapi juga memfasilitasi dialog yang bermanfaat untuk membagikan pengetahuan, nilai, dan kesadaran dalam pembelajaran bahasa.

LLTC merupakan konferensi internasional yang mengusung tema berbeda-beda berdasarkan perkembangan zaman yang sedang dihadapi saat ini. LLTC yang ke-8 tahun ini mengusung tema “Post-Covid 19: Language Learning-Teaching, Linguistics and Literature in Local and Universal Contexts". Konferensi ini dihadiri dari semua kalangan baik dari akademisi ataupun non akademisi, baik dari dalam ataupun luar negeri yang bertujuan membagikan praktik-praktik baik,  gagasan baru, pengalaman beradaptasi dengan teknologi di tengah disrupsi, pandemic dan pasca pandemi. Konferensi yang diselenggarakan selama dua hari ini merupakan kontribusi Universitas Sanata Dharma, khususnya Program Studi PBI dan MPBI dalam pengembangan pengajaran Bahasa Inggris, terutama di era baru teknologi pendidikan selama dan pasca covid.

Narasumber yang pertama adalah Assoc. Professor Michael Phillips (Monash University, Australia). Dalam presentasi yang disampaikan Prof. Michael Philips mengatakan bahwa pengguna mobile phone pada saat ini mencapai jutaan pengguna. Salah satu platform yang digunakan oleh masyarakat adalah facebook yaitu mencapai 2.32 miliar pengguna aktif tiap bulan. YouTube juga menjadi platform yang paling sering digunakan oleh masyarakt dunia yaitu mencapai 1 miliar penonton YouTube per hari. “Pendidikan berada di ambang transformasi melalui teknologi pembelajaran tetapi itu sudah berada di ambang selama beberapa dekade sekarang,” tutur Michael. Beliau menambahkan bahwa Pemilihan teknologi bisa memiliki implikasi yang siknifikan untuk pembelajaran karena bawaan desain yang melekat.

Narasumber yang kedua adalah Christina Kristiyani, Ph.D. (USD). Beliau mempresentasikan penelitiannya dengan judul “Situasi Pandemi Covid-19 mempengaruhi belajar mengajar guru, siswa, dan komunitas. Guru, siswa, orangtua mempelajari hal baru dalam pembelajaran yang dilakukan secara online yang membuat mereka harus bekerja lebih keras untuk mengubah sistem dari tradisional menuju modern yaitu menggunakan teknologi.  Beliau juga menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 ini membuat situasi menjadi kacau. Guru, siswa berusaha untuk beradaptasi agar pembelajaran tidak membosankan dan membuat sistem pembelajaran yang menyenangkan.

Narasumber yang ketiga yaitu Dr. Jayne C. Lammers (University of Rochester, USA). Jayne menjelaskan teknologi sudah diadopsi dari banyak orang dan tempat secara global. Covid-19 bedampak pada Pendidikan. Pembelajaran harus dilakukan secara online menggunakan aplikasi seperti Zoom. Dalam konteks literasi baru mengontrol ekonomi, pemerintah, komunitas perorangan yang dapat mencakup banyak menerima arti yang mereka dapatkan. Siswa juga menyampaikan pendapat mereka yang disampaikan oleh Jayne mengenai berita yang tidak benar dari internet.

Narasumber yang keempat yaitu Dr. Willy Renandya (Nanyang Technological University, Singapore). Beliau menyampaikan dalam presentasinya bahwa untuk menjadi guru yang baik di abad 21 ini adalah merangkul perubahan yang ada. Sebagai guru tentu saja memiliki pengetahuan yang dalam konten seperti membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan. Selain itu juga keterampilan pedagogi di kelas juga sangat penting. Dan yang paling penting dalam mengajar adalah pengetahuan kontekstual. Mindset yang ada dalam diri kita harus selalu bertumbuh agar dapat meningkatkan kualitas dalam diri.

Narasumber yang kelima yaitu Fidelis Chosa Kastuhandani, Ph.D. (USD). Beliau menyampaikan gangguan dalam sistem pendidikan saat pandemi Covid-19 ini. Saat ini siswa melakukan pembelajaran lebih banyak di kamar karena secara daring. Selain itu juga mereka sulit untuk mengingat materi dan lebih fokus dengan mengirim pesan dengan temannya. Dalam studi 2021 sebagian besar anak-anak menghabiskan waktunya di media untuk menggunakan internet. Situasi saat ini membutuhkan beberapa ketrampilan seperti keteramplilan digital, keterampilan berkomunikasi, bekerja sama, mengelola pengetahuan.

Ibu Rina Astuti Purnamaningwulan, M.Hum., selaku Ketua panitia LLTC mengatakan bahwa terdapat 50 presenter yang berpartisipasi dalam LLTC tahun ini yang berasal dari seluruh Indonesia dan luar negeri.  Bu Rina berharap bahwa LLTC dapat menjadi sarana dan wadah bagi penggiat pengajaran Bahasa Inggris untuk membangun jaringan dan menjalin kerja sama dalam inovasi dan pembelajaran serta pengajaran bahasa di era baru.

(YAE & MHH)

  kembali