USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Literasi Ekologis di Masa Pandemi

diupdate: 4 tahun yang lalu




Di tengah masa pandemi virus corona ini, empat mahasiswa dari Program Studi  Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma (PGSD USD), yakni Asti, Kania, Mitha, dan Detya, membuat sebuah program pengabdian di sebuah lokasi yang memprihatinkan terkait permasalahan sampah plastik. Kegiatan ini berjudul “Pembuatan Plastik Biodegradable untuk Meningkatkan Literasi Ekologis Anak-Anak”.

Kegiatan tersebut dijalankan dengan  sasaran anak-anak yang tergabung dalam Ngimpen Class, Babarsari, yang menjadi salah satu bagian dari Yayasan Rumah Impian terletak di Juwangen, Kecamatan Kalasan, Kelurahan Purwomartani, Yogyakarta. Daerah tersebut terlihat begitu banyak tumpukan sampah plastik yang dibiarkan begitu saja tanpa adanya pengolahan, hal ini dapat dilihat dari tempat pembuangan sampah, begitu banyak plastik bag yang berasal dari sampah masyarakat yang telah dipakai lalu dibuang tanpa memikirkan dampak ke depannya. Tanpa mereka sadari dampak tersebut mempengaruhi kesehatan mereka. Menanggapi hal ini, keempat mahasiswa tersebut mencoba mengatasinya dengan memberikan suatu edukasi kepada anak-anak melalui percobaan Biodegradable secara daring. Program ini mendapat arahan langsung oleh dosen pembimbing Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, SS, MPd. Kegiatan ini berlangsung selama dua bulan, yakni di bulan Agustus dan September 2020, dengan total 9 kali pertemuan daring.

Selama melaksanakan program tersebut, anak-anak sangat antusias berpartisipasi karena, program ini disusun dengan berbagai macam teknik pengajaran yang dapat menarik minat anak walaupun hanya dilakukan melalui pertemuan virtual. Kegiatan diawali dengan pertemuan daring yang berisi tentang perkenalan, serta melakukan games jarak jauh yang seru, yang membuat anak-anak langsung tertarik untuk mengikuti program.

Asti dan teman-teman membuat modul atau buku pedoman yang berisi tentang bagaimana cara membuat biodegradable serta beberapa games puzzle yang berkaitan dengan buku pedoman tersebut untuk melatih pengetahuan anak-anak terkait sampah. Pedoman dan bahan-bahan eksperimen mereka kirimkan melalui jasa pengiriman barang ke lokasi dengan memperhatikan protokol kesehatan yang dianjurkan. Hal ini mereka lakukan karena kondisi anak-anak yang sangat tidak memungkinkan untuk bisa mengakses modul apabila diberikan dalam bentuk softfile. Walaupun demikian, Asti dan teman-teman tetap melakukan pembimbingan melalui daring dan dibantu oleh salah seorang pengasuh yang ada di Ngimpen Class, Babarsari, sebagai penghubung dengan anak-anak.

Selama mengikuti program, anak-anak sangat senang, karena mereka bisa mendapatkan ilmu baru. Perlu diketahui bahwa, anak-anak Ngimpen Class ini tidak menempuh pendidikan formal seperti anak-anak pada umumnya, karena mereka tidak memiliki biaya. Di akhir kegiatan, Asti dan teman-teman mengajak anak-anak untuk membuat testimoni terhadap program mereka. Beberapa hasil testimoninya yaitu, anak-anak menjadi peduli dengan lingkungan tempat tinggal mereka dengan tidak mau membeli air dalam kemasan botol atau kaleng, anak-anak hanya ingin membawa botol minum sendiri yang sudah mereka isi dari rumah mereka masing-masing. Selain itu, anak-anak memiliki pengetahuan tentang pengolahan dan pengelolaan sampah yang dapat bernilai ekonomis. Berdasarkan beberapa hasil testimoni dan hasil post test, dapat disimpulkan bahwa program Asti dan teman-temannya ini berhasil meningkatkan literasi ekologis anak-anak di Ngimpen Class, Babarsari, Yogyakarta.

(DM)

  kembali