USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Webinar Sanata Dharma Berbagi:
“Belajar dari Rumah di Masa Pandemi”

diupdate: 4 tahun yang lalu



Jumat, 14 Agustus 2020 Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Sanata Dharma (LPPM USD) telah menyelenggarakan Webinar Sanata Dharma Berbagi yang ke-8 melalui aplikasi Zoom dan live streaming melalui kanal YouTube Humas USD. Webinar ini diikuti oleh 100 peserta yang tergabung dalam aplikasi Zoom dan 92 peserta yang mengikuti saat live streaming YouTube. Peserta berasal dari berbagai penjuru di Indonesia. Tema “Belajar dari Rumah di Masa Pandemi” sebagai wujud berbagi ide dan gagasan yang berkaitan dengan tantangan untuk belajar dan mengajar di masa pandemi. Setelah diawali dengan doa, kemudian acara dilanjutkan sambutan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USD yaitu Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. yang  menyampaikan bahwa pandemi ini memaksa kita untuk mengubah cara berpikir dan cara bertindak kita, bagaimana kita menyaksikan dunia pendidikan yang jelas berubah. Oleh karena itu, webinar ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk menimba inspirasi dan gagasan.

Webinar dipandu oleh Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. sebagai moderator dan 2 pembicara yaitu Dr. Hongki Julie, M.Si. yang memaparkan “Membelajarkan Matematika dengan Model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Berbasis Aplikasi WhatsApp” dan Wahyu Wido Sari, M.Biotech. yang memaparkan “Kreatif dari Rumah Bersama Teman Belajar Virtual”.

Dr. Hongkie Julie, M.Si. menyampaikan bahwa dalam 1 semester yang lalu ia membelajarkan matematika PMR berbasis WhatsApp. Aplikasi ini dipilih karena sangat mudah didapatkan, mudah digunakan, serta sudah banyak dipakai oleh berbagai kalangan. Diawali dengan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia per bulan Maret yang lalu untuk melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama masa tanggap darurat Covid-19, dengan mempertimbangkan beberapa ketentuan yang baiknya dirujuk dan masih relevan di masa sekarang, yaitu menjadikan pembelajaran bermakna bagi siswa dan guru tidak dituntut untuk menuntaskan seluruh capaian kompetensi di dalam kurikulum. Bermakna, kecakapan hidup, bervariasi dan umpan balik dijadikan kata kunci. Perlu diketahui pula perbedaan PJJ dengan Pembelajaran Daring (Online Learning), di mana PJJ adalah pembelajaran yang terjadi ketika guru dan siswa berinteraksi pada waktu dan/ atau tempat yang berbeda menggunakan sarana dan bahan ajar yang bervariasi. Sedangkan, pembelajaran daring merupakan proses pembelajaran di mana terjadi proses interaksi peserta didik dengan konten atau orang melalui media internet baik asynchronous (guru dan siswa berinteraksi di tempat dan waktu yang berbeda) maupun srynchronous (guru dan siswa berinteraksi di waktu yang sama tetapi tidak semuanya harus berada di tempat yang sama).

Kemudian Dr. Hongkie Julie, M.Si. menjelaskan pula tentang 7 karakteristik PMR antara lain: (1) Ada fenonmena yang dieksplorasi siswa, (2) Terjadi proses matematisasi vertical dalam diri siswa, (3) Terjadi proses matematisasi horizontal dalam diri siswa, (4) Jalinan antar konsep dan/atau prosedur, (5) Siswa membangun model, (6) Ada bimbingan yang diberikan kepada siswa, dan (7) Ada interaksi antar siswa dalam proses pembelajaran untuk memperkaya ide yang telah dibangun oleh siswa tersebut.  Lalu diperjelas lagi mengenai mengaitkan model pembelajaran PMR dengan aplikasi WhatsApp dengan cara membuat suatu grup kemudian memberikan fenomena berupa teks masalah yang diketik langsung atau dalam voice record maupun video (tidak lebih dari 2.5 menit – jika lebih unggah dalam youtube lalu share link), siswa diminta mengerjakan terlebih dahulu secara individu dan dibentuk grup kecil yang terdiri dari 3-4 siswa lalu masing-masing siswa membagikan ide di dalam kelompok kecil, tidak lupa guru memberi bimbingan dalam kelompok. Setelah diskusi di grup kecil selesai, lakukan diskusi klasikal di grup besar.

Sesi berikutnya, Wahyu Wido Sari, M.Biotech. sebagai pembicara kedua mengungkapkan bahwa dalam masa pandemi seperti ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh seluruh tenaga pendidik dalam menyusun modul, yakni beradaptasi, belajar, dan bertindak. Modul dapat dengan cara: masalah siapa, bagaimana cara menemukan masalahnya, solusinya seperti apa, kemudian bagaimana cara mewujudkannya. Mengingat bahwa saat ini metode pembelajaran dilakukan secara daring, tidak sedikit mahasiswa kembali ke daerahnya masing-masing. Sehingga mahasiswa tidak membawa buku teori yang biasa digunakan untuk kuliah. Sebagai tenaga pendidik, Wahyu Wido Sari, M.Biotech membuat modul dengan judul “Fun Biology Experimental During Quarantine Time”.

Salah satu project yang ada di dalam modul “Fun Biology Experimental During Quarantine Time” adalah materi peredaran darah dan penapasan pada manusia. Pada umumnya untuk mengukur peredaran darah dan pernapasan pada manusia dapat dilakukan dengan alat pengukur kapasitas paru-paru, cek darah dengan jarum, kemudian pengecekan sel darah manusia. Namun, dikarenakan saat ini seluruh masyarakat Indonesia berada di tengah-tengah pandemi, Wahyu Wido Sari, M.Biotech. memberikan keleluasaan pada mahasiswa untuk melakukan olahraga dengan alat yang dimiliki di rumah kemudian mengukur denyut nadi dan jumlah tarikan nafas per menit, baik sebelum maupun sesudah olahraga. Di akhir pemaparannya, Wahyu Wido Sari, M.Biotech. memberikan pesan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk bisa survive, tetap semangat, dan terus berkarya di tengah-tengah pandemi ini.

(GM & GSEP)

  kembali