USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

BE A WOMAN AND A MAN FOR OTHERS

diupdate: 4 tahun yang lalu



“Semua orang berhak mengetahui kebenaran sejarah’’ ujar Dr. Baskara T. Wardaya, SJ dalam wawancara di Ruang PUSDEMA, Kampus 2 Universitas Sanata Dharma (USD). Romo Baskara, begitu ia biasa disapa, belajar di bidang sejarah dan mendapat gelar Master (1995) dan Doktor (2001) di Maquette University, Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat. Romo Baskara lebih lanjut mengungkapkan bahwa masyarakat perlu mengetahui seluk-beluk sejarah negerinya, baik itu sejarah yang indah maupun yang kurang indah, bahkan yang paling kelam sekalipun. Bicara tentang kebenaran sejarah, belum lama ini tepatnya pada tanggal 14 Desember 2019 Romo Baskara mempresentasikan tentang “1965 Mass Violence and Prevention Initiatives in Indonesia” dalam acara The Alliance for Historical Dialogue and Accountability (AHDA) yang bertajuk Prevention Activism, di Columbia University New York.


Sadar bahwa USD adalah sebuah institusi pendidikan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan juga mencintai kebenaran, beberapa tahun silam Romo Baskara bersama sejumlah dosen lintas program studi berinisiatif membuat sebuah pusat kajian yang dimaksudkan untuk membahas isu-isu sosial yang ada di masyarakat. Sebuah pusat kajian seperti itu diharapkan bisa menjadi sarana bagi USD untuk berkontribusi terhadap masyarakat dan bangsa. Setelah sebelumnya selama beberapa tahun menjadi Kepala Pusat Sejarah dan Etika Politik (PUSdEP), pada tahun 2014 Romo Baskara bersama para dosen tersebut merintis berdirinya Pusat Kajian Demokrasi dan Hak-hak Asasi Manusia (PUSDEMA), di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) USD. “PUSDEMA hadir sebagai salah satu bentuk dedikasi USD terhadap kebijakan-kebijakan publik, khususnya terkait tema-tema demokrasi dan hak-hak asasi manusia. Pusat Kajian ini berharap bisa menjadi semacam jembatan yang menghubungkan civitas academika USD dengan masyarakat luas.” ujar Romo Baskara.

Romo Baskara yang sudah berkiprah di USD sebagai seorang sejarawan sejak tahun 2003 ini juga menuturkan bahwa PUSDEMA hadir untuk mahasiswa dan masyarakat antara lain dalam bentuk rangkaian forum bulanan yang bertema demokrasi, hak-hak asasi manusia, dan sejarah. Rangkaian forum seperti itu dimaksudkan sebagai salah satu bentuk upaya PUSDEMA dalam memberikan pembelajaran di luar kelas bagi mahasiswa maupun dosen, serta masyarakat pada umumnya. “Dalam setiap proses belajar dan mengajar kita itu seperti membuat kain tenun, di mana benang-benang bergerak ke atas, ke bawah, kanan, kiri, dan seterusnya sehingga terbentuklah sebuah kain tenun yang indah. Artinya, setiap proses belajar-mengajar harus melibatkan berbagai sudut pandang. Termasuk dalam belajar sejarah.” tambah Romo Baskara. Pembelajaran seperti ini diharapkan akan mendorong peserta-didik bisa bersikap lebih kritis dan lebih cerdas. Itulah sebabnya PUSDEMA bersama USD selalu bersemangat dalam menebar pengetahuan tidak hanya di dalam, melainkan juga di luar ruang kelas.




Pada akhir pembicaraan, Romo Baskara berpesan bahwa hendaknya para mahasiswa USD perlu terus bersyukur bahwa mereka bisa mengenyam pendidikan tinggi, khususnya di salah satu universitas papan atas seperti USD ini. Tidak semua orang muda Indonesia berkesempatan untuk bisa mengenyam pendidikan tinggi. Namun demikian, menurut Romo Baskara, bersyukur saja tidak cukup, perlu disertai kesiapan untuk bergerak dan membantu masyarakat. Perjuangan hidup tidak cukup hanya berorientasi pada kesuksesan pribadi. Perjuangan hidup juga harus berorientasi pada kepentingan Bangsa, Negara, dan Gereja, “Be a woman and a man for others” ujar Romo Baskara, menekankan kembali semangat Santo Ignatius dari Loyola sebagai pendiri Ordo Serikat Yesus (Jesuit) yang adalah pemilik dan penyelenggara USD.

(JTM & MADL)

  kembali