USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Festival Film Driyakara 2019

diupdate: 4 tahun yang lalu




Minggu, 24 November 2019 Universitas Sanata Dharma (USD) kembali mengadakan kegiatan Festival Film Driyarkara (FFD) tingkat Nasional. FFD merupakan salah satu rangkaian acara Dies Natalis USD yang ke-64 sekaligus kegiatan rutin sebagai salah satu sarana untuk memperkenalkan dan mempromosikan USD kepada masyarakat luas, terutama siswa-siswi SMA/SMK se-Indonesia. Selain itu, acara ini juga menjadi wadah bagi para sineas muda yang ingin menunjukan dan mengembangkan potensi dalam dunia perfilman. Ketua kegiatan FFD, Dominicus Ario yang adalah seorang mahasiswa psikologi angkatan 2017, menyatakan bahwa tahun ini adalah tahun ke-3 diadakannya FFD. Tema yang diusung dalam festival ini adalah ‘Budaya Dalam Masa Kini’. Pengangkatan tema tesebut berangkat dari derasnya perubahan global yang memberikan pengaruh serius terhadap bentuk budaya asli Indonesia. Banyak masyarakat terutama anak muda yang tidak menyadari bagaimana budaya dapat memengaruhi perilaku dan kehidupan mereka di masa depan. Memandang budaya lokal dirasa sudah tidak cocok dengan zaman yang sudah modern, dan merasa budaya interlokal dapat menaikan derajat harga diri mereka tanpa menyadari potensi besar dari kebudayaan dn kearifan lokal di Indonesia itu sendiri. “Harapannya dengan diangkatnya tema kebudayaan dalam festival film ini generasi muda bisa untuk lebih menyadari dan mencintai dan bangga terhadap budaya sendiri.” ujar Ario.

Pelaksanaan FFD ini sudah dimulai sejak 15 September 2019 lalu, dimulai dari pendaftaran, pengumpulan video, penyisihan, technical meeting, hingga puncaknya presentasi dan penjurian yang diadakan pada tanggal 24 November 2019 lalu di Ruang Seminar Driyarkara USD. Kegiatan puncak ini berlangsung dari pukul 8 pagi dihadiri oleh F.X. Ouda Teda Ena, M.Pd., Ed.D., sebagai Wakil Rektor IV sekaligus Ketua Dies Natalis USD yang ke-64. Hadir pula sembilan tim yang lolos mewakili sekolahnya masing-masing. Sembilan sekolah tersebut: (1) SMAN 5 Purworejo, (2) SMAK St. Albertus Malang, (3) SMA Marsudirini Muntilan, (4) SMKN 1 Bawang, (5) SMAN 1 Gambiran Banyuwangi, (6) SMAK Bopkri 1 Yogyakarta, (7) SMAN 5 Taruna Brawijaya, (8) SMA Negeri 1 Kutowinangun, dan (8) SMK Negri 1 OKU. Setelah melalui proses penilaian oleh para juri dan panitia, ditetapkanlah SMAN 5 Purworejo sebagai pemenang festival film ini. Dengan menampilkan sebuah film dokumenter berjudul ‘Potret Sang Penari’ berdurasi  lima menit 26 detik yang menceritakan tentang tarian ‘Dolalak’ sebagai tarian tradisional asal Purworejo. Rama sebagai pemenang mengungkapkan perasaanya mengikuti kegiatan tersebut, “Seneng banget, saya tidak menyangka. Dari awal sudah optimis tapi setelah melihat karya teman-teman yang lain, saya jadi sedikit deg-deg-an juga karena karyanya bagus bagus semua”. Ia juga menyampaikan kesan terhadap kegiatan ini bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat luar biasa mengingat diadakan secara nasional dengan saingan yang bukan hanya dari pulau Jawa saja melainkan dari seluruh Indonesia.

Juara II diraih oleh SMA N 1 Kutowinangun dengan judul film “Ringgit Purwo”, dan Juara III diraih oleh  SMA N 1 Gambiran Banyuwangi dengan judul film “Berlatih Tanpa Letih”. Panitia FFD tidak hanya memberikan penghargaan kepada para Juara I, Juara II, dan Juara III, tetapi juga memberikan penghargaan untuk kategori Best Script, Best Research, dan Favorite Video. Ketiga kategori tersebut berturut-turut dimenangkan oleh SMK 1 OKU dengan judul film “Sesal”, SMK N 1 Bawang dengan judul film “Asa Pemuda Desa”, dan yang terakhir SMA BOPKRI 1 dengan judul “Etta Terangkanlah”.

Sebelum kegiatan ini selesai, FFD juga mengadakan kegiatan talk show bersama Whani Darman yang memerankan tokoh Darsam dalam Film Bumi Manusia. Talk Show ini diadakan dengan maksud agar para peserta lomba tidak hanya semata-mata memperoleh pengalaman dan menjadikan kemenangan sebagai titik fokus. Tetapi lebih dari itu, lewat FFD ini mereka diharapkan memperoleh pengetahuan yang lebih dalam agar dapat semakin mengembangkan potensi di bidang perfilman yang sudah mereka miliki.

(DPPG & GFAN)

  kembali