USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Mata Air, Air Mata Kota: Pengalaman Keseharian di Tengah Bergulirnya Zaman di Yogyakarta

diupdate: 4 tahun yang lalu



Pusat Sejarah dan Etika Politik (PUSdEP) di bawah Program Magister Ilmu Religi dan Budaya Universitas Sanata Dharma mengadakan diskusi bulanan terbuka di Ruang Kadarman, Kampus 2 USD pada Jumat (8/11). Acara ini merupakan sebuah obrolan untuk mendiskusikan sebuah novel berjudul ‘Mata Air, Air Mata Kota’ karya Dr. G. Subanar, SJ (Romo Banar) seorang penulis, budayawan, dan sekaligus Direktur Program Magister dan Doktoral Ilmu Religi dan Budaya USD. Novel ini menceritakan mengenai kehidupan sosial dan pengalaman keseharian seorang tokoh di tengah bergulirnya zaman di Yogyakarta.

Diskusi ini dimoderatori oleh Ki Hari A. Juwono yang merupakan alumni Program Magister Ilmu Religi dan Budaya USD dan mengundang tiga orang pembicara yaitu Romo Banar selaku penulis novel, Ons Untoro sebagai budayawan, dan FX. Bambang Kusumo Prihandono, M.A sebagai sosiolog dan budayawan. Diskusi ini dibuka dengan pembacaan naskah novel Mata Air, Air Mata Kota oleh Aa Saepudin yang merupakan mahasiswa aktif Program Studi Magister Ilmu Religi dan Budaya USD dan dilanjutkan pemaparan singkat mengenai novel oleh Romo Banar. Diskusi dilanjutkan oleh Bapak Ons Untoro yang menjelaskan pengalamannya sebagai warga Jogja dan budayawan yang tercermin dari cerita novel. Yang terakhir, diskusi ditutup oleh Bapak FX. Bambang Kusumo Prihandono, M.A yang memaparkan tentang cerita novel berdasarkan sisi sosiologis dan budaya.

Alasan dipilihnya Novel ini untuk diskusi karena penulis ingin menggambarkan dan membandingkan keadaan Jogja pada zaman dahulu dengan suasana yang harmoni dan masyarakat yang sangat berbudaya. “Tidak ada konflik dalam cerita ini, saya menulis hanya untuk membandingkan dan menggambarkan potret Jogja zaman dahulu, sehingga pembaca benar-benar akan merasakan suasana yang tidak dapat ditemukan pada zaman sekarang.” ujar Romo Banar sebagai penulis. Lalu, ketua panitia dari diskusi yaitu Bapak Emmanuel Kurniawan selaku koordinator PUSdEP mengatakan bahwa ia berharap agar diskusi-diskusi selanjutnnya dapat membuka ruang belajar baru yang langsung berhubungan dengan kenyataan dan realitas di sekeliling kita.

(MHH & DBS)

  kembali