USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Menumbuhkan Etos Kewirausahaan Melalui Pendidikan Sejarah

diupdate: 5 tahun yang lalu



Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma (FKIP USD) pada hari Kamis (19/9) mengadakan kuliah umum dengan tema “Menumbuhkan Etos Kewirausahaan Melalui Pendidikan Sejarah”. Acara ini dihadiri oleh mahasiswa Pendidikan Sejarah Program Sarjana dan mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Program Profesi.

Kuliah umum dibuka dengan persembahan paduan suara dari Vox Historia. Tak lupa juga tarian ronggeng yang dibawakan dua penari Grisadha makin menambah semarak kuliah umum kali ini. Acara resmi dibuka oleh Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah, Drs. Y.R. Subakti, M.Pd. Dekan FKIP, Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. turut memberikan kata sambutan.

Narasumber kuliah umum ini adalah Prof. Dr. Wasino, M.Hum. yang merupakan dosen Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dari Universitas Negeri Semarang (UNNES) dan Bapak Hendra Kurniawan, M.Pd. sebagai moderator yang merupakan dosen FKIP USD.

Berdasarkan pemaparan Prof. Dr. Wasino, wirausaha menjadi penting karena mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Ketika mendengar kata sejarah, semua orang langsung membayangkan sesuatu yang terjadi pada masa lalu. Padahal, tidak sekedar itu. Pada saat ini kementerian riset dan perguruan tinggi mendorong tumbuhnya enterpreneur dari kalangan mahasiswa. Jumlah mahasiswa yang dididik menjadi enterprenur menjadi salah satu indikator keberhasilan universitas. Sehubungan dengan hal itu perguruan tinggi, termasuk program studi didorong untuk melahirkan mahasiswa yang berwirausaha dan dikenal sebagai “student enterpreneur”. Enterpreneur akan menjadi penggerak perekonomian Indonesia sehingga dapat beralih menjadi negara maju. Sehingga timbul pertanyaan adakah tradisi berwirausaha dalam sejarah Indonesia? Dan bagaimana mengajarkan kepada peserta didik? Melalui kuliah umum ini banyak disinggung kata enterprenaurship, mengacu pada suatu proses menciptakan atau melakukan sesuatu yang baru dengan cara kreatif dan inovasi yang bermanfaat bagi orang lain dan memberikan tambahan secara ekonomi.

Prof. Dr. Wasino juga mengatakan sejak zaman dahulu bangsa Indonesia sudah mulai berwirausaha, hal ini dibuktikan dengan adanya “pedagang”. Menjalin transaksi bisnis denngan bangsa asing seperti Eropa Barat, Cina, dan India. Di dalam negeri sendiri, dengan pedagang Jawa, Melayu, Makassar dan Maluku. Kewirausahaan lahir dari sebuah etos. Etos tersebut lahir dari sejarah masa lalu. Kewirausahaan dalam Sejarah tentunya sudah banyak terjadi di dunia kerja. Sejarah penggerak jiwa kewirausahaan di kalangan orang Jawa adalah seperti Niti Semito dan keluarga Mangkunegaran. Jiwa kewirausahaan Niti Semito didasarkan pada nilai agama dan masih berkembang di kalangan masyarakat Kudus. Sedangkan dari keluarga Mangkunegara, Mangkunegara IV membangun etos kewirausahaan kepada keluarganya untuk mengubah cara berpikir bahwa berbisnis itu terhormat. Sesungguhnya masih banyak lagi etos-etos kewirausahaan yang diwariskan dalam sejarah dan budaya Indonesia yang sekarang masih terpelihara. Misalnya, pebisnis batik Laweyan (Solo), pengrajin perak (Kota Gede), etos dagang orang Minang, orang Wonogiri. Munculnya entrepreneur didukung oleh motivasi berprestasi yang tinggi sehingga munculnya ide-ide kreatif dan inovatif.

(DM & CWF)

  kembali