USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Albertus Bagus Laksana: Dosen Berprestasi Peringkat I Bidang Sosial dan Humaniora LLDikti Wilayah V

diupdate: 5 tahun yang lalu



Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Republik Indonesia pada tahun 2019 ini kembali memberikan penghargaan kepada insan-insan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Diktendik) yang berprestasi. Salah seorang dosen Universitas Sanata Dharma (USD), Albertus Bagus Laksana, S.J., S.S., Ph.D. terpilih sebagai Peringkat I dalam kategori Dosen Berprestasi di Bidang Sosial dan Humaniora tingkat Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah V Yogyakarta. Kriteria penilaian penghargaan ini didasarkan pada Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu bidang penelitian, pengajaran, dan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan beliau. Pemilihan dosen berprestasi ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh Kemenristekdikti. Seleksi di (PTS) dilakukan dalam tiga tahap, yaitu di tingkat Perguruan Tinggi Swasta (PTS) bersangkutan, di tingkat Kopertis yang saat ini menjadi LLDikti, dan di tingkat nasional. Setelah terpilih di tingkat LLDikti ini, beliau berkompetisi di tingkat nasional. Pengumuman untuk tingkat nasional kemungkinan akan diumumkan pada bulan Oktober.

Albertus Bagus Laksana, S.J., S.S., Ph.D. (sering disapa Romo Bagus), adalah seorang Pastor Jesuit yang telah lama berkecimpung dalam bidang sosial dan humaniora sejak di jenjang pendidikan. Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara: Filsafat Sosial-Budaya (S-1), Weston Jesuit School of Theology: Theologia (S-2), dan Boston College: Theologia (S-3) menjadi tempat di mana Romo Bagus menuntut ilmu. Saat ini Romo Bagus menjabat sebagai Dekan Fakultas Teologi USD, sebelumnya Romo Bagus juga pernah bekerja sebagai tenaga pengajar di Boston College dan Loyola Marymount University di  Los Angeles sebagai dosen teologi. Kemudian pada tahun 2012, Romo Bagus ditugaskan kembali ke Indonesia dan menjadi Dosen Teologi di Fakultas Teologi USD.

Romo Bagus percaya bahwa sebagai seorang individu harus membuka mata, telinga, dan hati selebar-lebarnya terhadap realitas manusia. Membuka mata, telinga, dan hati selebar-lebarnya berarti kita harus siaga dan peka atau responsif terhadap apa yang terjadi dengan dunia serta lingkungan sekitar sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat luas secara akademis. Romo Bagus menuturkan bahwa motivasinya dalam berkarya bukan demi penghargaan seperti ini tetapi tulus sebagai bentuk tanggungjawab seorang akademis. “Saya percaya, kita berkarya bukan untuk hadiah, bukan untuk penghargaan, tetapi jika ada yang menghargai, kita menghargai, tetapi bukan untuk itu kita bekerja.” ucap Romo Bagus.

Romo Bagus juga memiliki rencana program kerja di Fakultas Teologi USD yang mengarah kepada teologi publik, yang fokus dengan soal kebangsaan. Hal ini merupakan salah satu perhatian khusus dan oleh karena karya-karya Romo Bagus juga mengarah kepada teologi publik, sehingga beliau tertarik untuk mengembangkannya. Romo Bagus telah melakukan perjalanan ke beberapa negara untuk belajar serta mendalami pengetahuan mengenai agama lain. Ini ditujukan agar mampu membentuk saling pengertian di antara umat beragama, sekaligus membentuk sebuah gaya baru dalam berteologi Katolik, sehingga mampu berdialog secara lebih kreatif dengan masyarakat luas.

Dalam bidang sosial dan humaniora ini, Romo Bagus mempunyai harapan beliau bisa lebih berdampak kepada masyarakat yang lebih luas terutama mahasiswa dengan komunitas ilmiah dan dengan masyarakat yang notabene sedang menghadapi persoalan radikalisme agama dan fundamentalisme. Upaya yang dilakukan beliau saat ini adalah memberikan dampak dalam penciptaan masyarakat yang lebih rukun, adil, sejahtera, dan lebih bermartabat. “Belajar bukan hanya demi cerdas, tetapi juga demi kemanusiaan, tetapi menjadi humanis juga perlu cerdas untuk respons terhadap kehidupan kita.” tutup Romo Bagus.

(EAN & PB)

  kembali