USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Peran Kebudayaan Nusantara dalam Membangun Bangsa

diupdate: 5 tahun yang lalu



Pusat Kajian Demokrasi dan Hak Asasi Manusia Universitas Sanata Dharma (Pusdema USD) menyelenggarakan acara pidato kebangsaan yang merupakan acara tahunan yang digelar pada setiap bulan Agustus. Pidato kebangsaan yang diselenggarakan di Taman Beringin Soekarno, Kampus 2 USD pada hari Jumat 30 Agustus 2019 ini untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-74 tahun dan merayakan Dies Natalis Universitas Sanata Dharma yang ke-64.

Acara dengan tema “Peran Kebudayaan Nusantara dalam Membangun Bangsa” tersebut menghadirkan Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid yang lebih akrab disapa mbak Alissa Wahid untuk menyampaikan pidato kebangsaan. Mbak Alissa Wahid merupakan putri dari Presiden ke-4 Indonesia, Abdurrahman Wahid (almarhum) dan merupakan Direktur Nasional Jaringan Gusdurian Indonesia yang bergerak dalam dialog-dialog dan pemahaman agama serta demokrasi dan hak asasi manusia.

Taman Beringin Soekarno dirancang sedemikian rupa sehingga mampu menciptakan atmosfir sangat Indonesia, dengan alunan tembang Jawa, hidangan, serta karya tangan yang menghiasi sekitar taman membuat hati terbuai akan Indonesia yang berbudaya. Acara pidato kebudayaan ini dihadiri oleh masyarakat serta mahasiswa yang berbeda usia. Acara dibuka dengan doa dan dilanjutkan dengan sambutan Kepala PUSDEMA Romo Dr. Baskara T. Wardaya, S.J serta sambutan Rektor USD Bapak Johanes Eka Priyatma M.Sc, Ph.D. “Sudah lama beliau (mbak Alissa Wahid) berkiprah dan berjuang tidak hanya untuk menanamkan nilai-nilai luhur yang telah ditanamkan oleh Gusdur, kita pun melihat bagaimana usaha beliau dalam merajut kembali Indonesia yang sering terkoyak karena konflik. Siapa yang tak merindukan kesejukan pidato tokoh masyarakat di tengah hiruk pikuk era 4.0?” kata Romo Baskara.

Mbak Allisa Wahid dalam pidatonya menyampaikan bahwa menjaga sebuah kebudayaan adalah tugas kita sebagai masyarakat Indonesia, keberagaman Indonesia merupakan keunikan yang patut untuk dibanggakan dan terus dilestarikan oleh penerus bangsa ini. Beberapa kali orang-orang menganggap bahwa kebudayaan hanya sebatas ritual tanpa melihat apa makna atau nilai-nilai yang terkandung dalam kebudayaan itu.”Pergumulan ini yang terus terjadi, budaya itu bukan sesuatu yang tepat namun bisa berubah dan Indonesia mempunyai tantangan ini, karena Indonesia dibangun dari keberagaman budaya, sumber daya yang kita gunakan dalam proses pergumulan ini mengelola perbedaan dan pada saat yang sama menguatkan persatuan.” tutur mbak Alissa Wahid.

Lebih lanjut mbak Alissa Wahid menyampaikan bahwa Indonesia ada karena sebuah keberagaman, kalau tidak ada keberagaman maka tidak ada Indonesia. Adanya Indonesia membuat kita menjadi terikat oleh gagasan yang sama dalam membangun kebudayaan Indonesia bahkan sampai detik ini Indonesia masih menjadi model untuk dunia dalam menjaga intregritas bangsa antara yang beragam dan bersatu. Oleh karena itu Indonesia harus bisa melihat dan memahami realita saat ini lalu menengok ke balakang bagaimana kita memulai perjalanan kita sebagai sebuah Negara yang baru. Memahami setiap fenomena yang terjadi adalah sebuah pelajaran ke arah mana saat ini kita bergerak lalu menetap. Indonesia perlu tetap menjadi model peradaban dunia, Indonesia ada bukan hanya untuk kita tapi untuk dunia. Indonesia bisa mengambil peran dan semua itu dimulai dari diri kita sendiri. ”Kalau bukan sekarang kapan lagi, kalau bukan kita siapa lagi.” ujar mbak Alissa Wahid.

(GM & PIJL)

  kembali