USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Merayakan Keberagaman dalam ASEAN Contemporary Dance Festival

diupdate: 5 tahun yang lalu




Menjadi sebuah kewajiban bagi sebuah Negara untuk membangun persahabatan dengan Negara-negara lain, salah satu cara untuk membangun persahabatan tersebut adalah dengan mengadakan kegiatan bersama yang bertujuan untuk saling memperkenalkan kebudayaan masing-masing Negara. Tidak terkecuali bahwa Indonesia juga menjadi salah satu Negara yang ikut terlibat dalam setiap kegiatan yang bertujuan untuk memperkenalkan budaya Indonesia misalnya melalui ASEAN Contemporary Dance Festival (ACDF). ACDF merupakan acara festival tari kontemporer Negara ASEAN yang pertama kali diselenggarakan dan Yogyakarta ditetapkan sebagai tuan rumah penyelenggara. Acara berlangsung 9-15 Juli 2019. Acara ini digagas oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia dan Sekretariat ASEAN. Dalam kesempatan yang istimewa ini, Universitas Sanata Dharma dipilih menjadi salah satu lokasi acara.

Sabtu, 13 Juli 2019, ASEAN Contemporary Dance Festival digelar di Auditorium Driyarkara Universitas Sanata Dharma (USD), dihadiri oleh 910 penonton. Selain itu, acara ini dihadiri oleh Dr. H. Nadjamuddin Ramly, M.Si. selaku Direktur Warisan dan Diplomasi Kebudayaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor USD. Dalam kata sambutannya, Bapak Johanes Eka mengungkapkan menjadi kebanggaan bahwa Universitas Sanata Dharma dapat ikut berperan dalam acara festival kesenian ini. Beliau juga mengungkapkan bahwa kesenian memiliki peran penting untuk menciptakan keharmonisan di dalam masyarakat yang beragam dan memiliki kekuatan tersendiri untuk menyatukan masyarakat di tengah perbedaan yang ada. Sambutan selanjutnya disampaikan Bapak Nadjamuddin Ramly yang menyampaikan rasa sukacita atas terwujudnya ACDF di Kota Yogyakarta yang memiliki nilai budaya yang tinggi. Universitas Sanata Dharma yang beliau nilai sebagai kampus yang cantik juga memberikan kenyamanan bagi para peserta ACDF. Beliau juga menyampaikan bahwa ACDF merupakan sarana yang baik untuk saling bertukar pengetahuan budaya.










ACDF ini diikuti oleh 10 delegasi dari Negara ASEAN yaitu Brunei Darusalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Masing-masing Negara diberi kesempatan untuk menampilkan sebuah tarian kontemporer. Tema yang diangkat dalam tarian juga beragam. Sebagai contoh, tarian dari Vietnam yang berjudul Nylon, mengangkat tema kerusakan alam yang diakibatkan oleh ulah manusia yang tidak memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan.


Selain penampilan dari 10 delegasi Negara Asia, ada juga penampilan dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) seni tari Universitas Sanata Dharma Grisadha dan penampilan dari residen mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang menggambarkan kehidupan generasi muda dalam revolusi industri 4.0. Acara ditutup dengan sebuah tarian istimewa yang merupakan kolaborasi seluruh peserta delegasi ACDF.




(FPH & JTM)

  kembali