USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Jessica, Mahasiswi Farmasi USD: Berjalan Menuju Perubahan Zona Diri dan Sesama

diupdate: 5 tahun yang lalu



Jessica, mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma (FF USD). Lahir dari keluarga yang sederhana dan dalam didikan yang sangat keras, membuat Jessica yang kerap disapa Jess ini menjadi pribadi yang keras dan penuh impian. Sejak duduk di bangku sekolah menengah atas di SMA St. Ignasius Singkawang, Jessica mengidolakan Nelson Mandela yang menjadi tokoh inspirasi dunia yang tidak pernah goyah dalam memperjuangkan kesetaraan hak manusia. Nelson Mandela adalah penerima nobel perdamaian dunia. Jessica remaja memiliki pandangan hidup tentang agent of changeyang berguna bagi sesama. Sewaktu di SMA, ia mengembangkan dirinya lewat belajar yang giat dan ikut kegiatan organisasi (OSIS) dan ekstrakulikuler kegemarannya.

Ketika sudah saatnya untuk melanjutkan studinya ke jenjang perguruan tinggi, Jessica memutuskan untuk memilih USD sebagai tempat baginya untuk berkembang. Jessica banyak mendengar cerita tentang bagaimana USD dalam membimbing dan mengasah kemampuan soft skill mahasiswa tidak hanya kemampuan akademik. Motto “Cerdas dan Humanis” menarik perhatian Jessica dan ia penasaran dengan pengalaman kuliah di USD. Jessica merasa bahwa usahanya dalam mengembangkan diri selama ini belum maksimal. Ia  masih merasa canggung berbicara di depan umum, masih takut keluar dari zona nyaman dan masih takut menunjukkan diri di tengah teman-temannya. Ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama SMA akan lebih diperdalam di dalam jurusan yang telah dipilih. Ruang akademis ini akan mempersiapkan seseorang menjadi pribadi yang profesional pada bidangnya. Namun, keprofesionalan tidak cukup jika hanya dibekali ilmu pengetahuan. Soft skill memiliki peran cukup penting dalam pribadi seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan, baik itu pekerjaan pribadi maupun kelompok. Itulah yang sering ia dengar dari dosen-dosennya di USD.

Di awal semester perkuliahan, Jessica sering mencoba mendaftarkan diri untuk ikut andil dalam kepanitiaan kegiatan di fakultas. Namun, ternyata jalannya tidak semulus yang ia pikirkan. Jessica sering kali ditolak dalam perekrutan kepanitiaan di fakultas, namun ia tidak terpuruk dalam keputusasaan. Ia terus mencari ruang untuk dirinya berkembang, sampai suatu hari ia ditawari oleh temannya untuk ikut dalam kepanitiaan perayaan ekaristi di kampus. Ketika itu Jessica belajar banyak hal tentang persiapan perayaan ekaristi itu sendiri maupun kerjasama tim dalam mengkoordinir sebuah kegiatan. Pengalaman kepanitiaannya itu menjadi bekal bagi Jessica untuk mencoba mengikuti perekrutan panitia kegiatan lainnya. Hingga ia menjadi aktif berproses dalam beberapa kepanitiaan kegiatan besar tingkat universitas dan nasional.

Keaktifan Jessica di dalam berorganisasi berawal dari Latihan  Kepemimpinan tingkat fakultas (LK I) tahun 2015. Di sinilah, ia memiliki pemahaman yang lebih luas mengenai cara berorganisasi yang baik, menjadi pemimpin yang baik, dan manajemen diri yang baik. Gebrakan keluar dari zona nyaman ia mulai dari hal yang sangat sederhana dengan menjadi bagian dari salah satu student club yang dimiliki oleh FF USD, yaitu Herbal Garden Team (HGT). Dalam kelompok ini, Jess mendapat pengalaman dinamika yang sangat baik dan menemukan kesenangan dalam berkelompok, hingga ia terpilih menjadi Wakil Ketua HGT ketika itu.

Pada tahun 2016, Jessica memberanikan diri mengikuti tahap seleksi delegasi dari Badan Eksekutif Mahasiswa FF USD untuk mengikuti kegiatan Latihan Kepemimpinan dan Manajerial Mahasiswa Farmasi (LKMMF) II yang diadakan oleh Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (ISMAFARSI) wilayah JOGLOSEPUR (DIY-Jawa Tengah). ISMAFARSI adalah organisasi mahasiswa yang terdiri dari lembaga-lembaga kemahasiswaan dari institusi farmasi di Indonesia dan merupakan organisasi intra universitas yang berbasis keprofesian, bertujuan untuk menyatukan opini dan ajang silahturahmi mahasiswa farmasi. (sumber: ismafarsi.org) LKMMF II yang ia ikuti ini ternyata menjadi batu loncatan bagi Jessica untuk berkembang menjadi lebih baik dan berguna bagi sesama.

Setelah mengikuti kegiatan LKMMF II, atas dasar keinginan untuk melayani sesama, Jessica mencoba mendaftarkan diri sebagai salah satu pengurus ISMAFARSI wilayah JOGLOSEPUR. Dan melalui seleksi berkas dan wawancara yang dilakukan oleh pengurus periode sebelumnya, Jessica terpilih menjadi Staf Ahli Eksternal ISMAFARSI Wilayah JOGLOSEPUR periode 2016-2018. Selama menjadi Staf Ahli Eksternal, Jessica sering berkunjung maupun diundang sebagai pembicara ke perguruan tinggi di dalam maupun luar kota Yogyakarta hingga luar pulau. Tugasnya yaitu menjalin kerja sama yang baik dengan stakeholder bidang kesehatan terkhusus bidang kefarmasian seperti Ikatan Apoteker Indonesia, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dan lembaga lainnya; sebagai wadah informasi nasional maupun internasional bagi anggotanya di wilayah JOGLOSEPUR; bekerja sama dengan lembaga eksekutif mahasiswa dari universitas lain; membantu merekrut delegasi wilayah JOGLOSEPUR untuk mengikuti kegiatan internasional. Selama dua tahun pengabdiannya, hampir setiap minggu ia meninggalkan Yogyakarta untuk melakukan kegiatan pelayanan bagi mahasiswa farmasi sendiri maupun masyarakat sekitar.

Jessica beberapa kali menjadi delegasi USD dalam kegiatan organisasi farmasi tingkat nasional seperti Rapat Kerja Nasional XIII ISMAFARSI di Palembang dan Rapat Tengah Tahun ISMAFARSI & Pekan Ilmiah Mahasiswa Farmasi Indonesia di Makassar. Tidak hanya skala nasional, Jessica juga pernah menjadi delegasi Indonesia di Taipei, Taiwan untuk mengikuti kegiatan World Congresmahasiswa farmasi dunia. Terpilihnya Jessica dalam kesempatan ini dilewatinya dengan jalan yang tidak mudah, karena ia harus melewati proses seleksi nasional. Ketika itu sempat terbesit di pikirannya untuk tidak mengambil kesempatan mengikuti World Congress karena terkendala biaya. Namun Jessica merasa sangat beruntung karena mendapatkan dukungan yang baik dari pihak FF USD maupun USD.

Keaktifan Jessica dalam kegiatan kepanitiaan maupun berorganisasi membuatnya mendapat penghargaan sebagai mahasiswa berprestasi USD tahun 2017 di bidang organisasi dan menjadikannnya salah satu dari 3 juara umum mahasiswa berprestasi di tahun itu. Tentunya proses yang dilewati oleh Jessica menemukan tikungan dan jalan yang terjal. Terkadang, orang-orang yang ada di sekitarnya menilai bahwa aktif di dalam organisasi tidak memberikan keuntungan bahkan merugikan. Namun, itu tidak membuatnya goyah dan selalu memegang teguh semangat idolanya dulu (Nelson Mandela). Jessica semakin bersemangat untuk terus mengembangkan dirinya di dalam kehidupan berorganisasi. Dia sungguh menyadari bahwa kesempatan tidak akan datang dua kali. Jessica pun percaya bahwa di dalam sebuah organisasi ada banyak hal yang bisa dipetiknya seperti kemampuan manajemen waktu dan diri, berani berkontribusi bagi banyak orang, kemampuan public speaking yang baik, dan masih banyak yang tidak akan kita dapatkan dengan hanya menjadi mahasiswa yang fokus dengan akademik. “Jangan takut untuk keluar dari comfort zone, jangan mudah putus asa dalam menghadapi tantangan dan rintangan. Karena dengan begitu, kita bisa terus berjalan dan mencapai perubahan yang sangat baik untuk berguna bagi sesama.” begitu ungkapnya.

(FEJL & VYA)         

  kembali