USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Bela Rasa untuk Mahasiswa Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi



Dua hari setelah Gunung Api Lewotobi Laki-Laki yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur pertama kali dikabarkan mengalami erupsi pada Senin, 4 November 2024, sebuah postingan di akun Instagram Kemahasiswaan Universitas Sanata Dharma (USD) dengan cepat menarik perhatian banyak pihak khususnya kalangan mahasiswa. Melalui postingan tersebut,  Universitas Sanata Dharmamelakukan pendataan para mahasiswa dan keluarga mahasiswa yang terdampak bencana erupsi untuk diberikan bantuan sebagai bentuk kepedulian dan bela rasa pihak universitas atas musibah yang terjadi.
 
Petugas Sekretariat Wakil Rektor III yang menjadi penanggung jawab pelaksana, Fabiola Desya Nafitri, menjelaskan bahwa adanya pendataan dan pemberian bantuan ini diinisiasi oleh perhatian Wakil Rektor III, USD terhadap para mahasiswa yang berasal dari daerah Nusa Tenggara Timur.

Petugas di Sekretariat WR III sedang mendata mahaasiswa terdampak bencana erupsi Gunung Lewotobi (dok. Humas)

 
Pendataan Mahasiswa Terdampak 

“Berangkat dari rasa empati dan observasi bahwa banyak keluarga  mahasiswa terkena dampak dari letusan Gunung Lewotobi, Ibu Wakil Rektor III meminta kami untuk membuat poster dan Google form pendataan mahasiswa terdampak. Kami sebarkan melalui akun Instagram kemahasiswaan pada tanggal 6 November malam,” ungkapnya.

Desya juga menambahkan bahwa selama proses pendataan yang berlangsung, poster tersebut sudah tersebar ke berbagai pihak melalui akun-akun unit kegiatan mahasiswa (UKM), organisasi kemahasiswaan, dan BEM universitas.
 
Sehari setelah poster pendataan mahasiswa dan keluarga mahasiswa terdampak erupsi disebarkan melalui akun Instagram Kemahasiswaan, Wakil Rektor III menyelenggarakan Pelatihan Kepedulian Sosial di Ruang Kadarman, Kampus II USD kepada para perwakilan organisasi kemahasiswaan pada Kamis, 7 November 2024. Pelatihan ini termasuk ke dalam salah satu program pengembangan Wakil Rektor III yang dilaksanakan untuk meningkatkan kepekaan para mahasiswa berbagai isu sosial, termasuk musibah bencana.

Wakil Rektor III, Dr. Titik Kristiyani, M.Psi., menjelaskan bahwa setiap UKM maupun organisasi kemahasiswaan diharapkan mampu menggerakkan para anggotanya untuk membangkitkan dan membangun kepedulian terhadap kondisi serupa yang membutuhkan galangan bantuan dari pihak lain, khususnya dari universitas untuk para civitas akademika Sanata Dharma melalui ciri khas masing-masing organisasi.

"Kami berharap mahasiswa tidak hanya fokus pada pengembangan diri dalam dunia akademik, tetapi juga memiliki rasa empati dan kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat sekitar. Kepedulian sosial bukan hanya tentang memberikan bantuan, tetapi juga tentang bagaimana kita dapat membangun komunikasi yang efektif dan kolaborasi antar organisasi untuk mencapai tujuan bersama sesuai dengan kekhasan setiap organisasi dan komunitas," ujarnya.

Wakil Rektor III mengajak Organisasi Kemahasiswaan peka terhadap isu-isu sosial. (dok. kehamahasiswaan)
 
Kebijakan Bantuan Bagi Mahasiswa Terdampak
 
“Berdasarkan engagement monitoring yang kami lakukan selama 1-2 minggu proses pendataan berlangsung, saya melihat bahwa poster tersebut telah disebarkan ke mana-mana. Saya juga men-tag akun-akun organisasi kemahasiswaan maupun BEM untuk membantu penyebaran poster pendataan ini.”
 
Per tanggal 25 November 2024, sudah terdapat 15 mahasiswa yang mengisi form pendataan tersebut di mana 5 di antaranya berasal dari Fakultas Teologi dan 10 sisanya berasal dari prodi S1 non-Fakultas Teologi. Data tersebut kemudian direkapitulasi antara tanggal 13 - 25 November 2024 dan diserahkan ke Lembaga Kesejahteraan Mahasiswa (LKM).
 
Berdasarkan hasil rapat Rektorat tanggal 16 November 2024, ditetapkan adanya bantuan keringanan 50%  pembayaran Uang Kuliah Tetap (UKT) bagi mahasiswa yang terdampak bencana erupsi Gunung Lewotobi. Berdasarkan data yang diperoleh, 10 mahasiswa S1 dari fakultas-fakultas non-Teologi akan menerima bantuan ini.
 
Desya mengungkapkan, keringanan UKT bagi mahasiswa terdampak bencana erupsi Gunung Lewotobi tersebut akan dikelola memalui SIA Mahasiswa, untuk semester depan.
 
Melalui inisiatif ini ini, diharapkan kepekaan serta kepedulian civitas akademika USD terhadap bencana atau musibah yang menimpa meningkat. Hal ini tidak hanya dilakukan dalam lingkungan kampus saja, melainkan juga dalam lingkungan masyarakat sekitar yang benar-benar membutuhkan sejalan dengan visi dan misi USD.
 
“Semoga inisatif pendataan dan berujung pada kebijakan pemberian bantuan ini benar-benar dapat meringankan beban teman-teman mahasiswa yang terdampak dan menginspirasi pihak lain untuk melakukan hal yang sama, seperti salah satu contohnya adalah UKM Mapasadha yang kemarin juga melakukan penggalangan dana untuk teman-teman korban bencana erupsi Gunung Lewotobi,” pungkas Desya.
 
(PAS/HumasUSD)

  kembali