USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Novita Dewi, Profesor Perempuan Pertama di USD:
"Sastra sebagai Pemenuhan Hidup Manusia"




Universitas Sanata Dharma (USD) dengan bangga memiliki profesor perempuan pertama dari sepuluh (10) profesor di USD yaitu Prof. Dra. Novita Dewi, M.S., M.A. (Hons.), Ph.D. Prof Novi, begitu ia akrab disapa, secara resmi menyandang gelar guru besar dalam bidang Ilmu Sastra pada Rabu, 22 Juli 2020. Perempuan kelahiran Wonosobo, 19 November 1963 ini menuturkan bahwa Rabu, 22 Juli 2020 tersebut menjadi hari paling berharga karena proses menjadi guru besar memerlukan proses yang amat panjang.  Ia sudah mengajukan diri menjadi guru besar sejak tahun 2014. Ada banyak  dukungan yang diberikan oleh para dosen USD khususnya para dosen Sastra Inggris, Pendidikan Bahasa Inggris, dan Kajian Bahasa Inggris, tenaga kependidikan dan mahasiswa di USD. Dukungan moral baginya adalah sesuatu hal yang luar biasa untuk membuat Prof. Novi tidak menyerah dalam pengajuan dirinya menjadi guru besar. Yang ada akhirnya, tahun 2020 menjadi tahun yang membahagiakan setelah enam tahun berjuang untuk menjadi seorang guru besar. Menyandang profesor, bagi Prof. Novi memiliki tanggungjawab yang lebih untuk menghidupi Tri Dharma Perguruan Tinggi. Baginya, gelar tidak akan memiliki arti jika tidak dihidupi. Ia harus menjadi pengajar yang bersungguh-sungguh, peneliti yang tekun, dan pengabdi masyarakat yang tulus.

Prof. Novi sudah menyukai bidang sastra semenjak ia masih kecil. Buku majalah anak-anak “Si Kuncung” dan buku terjemahan Sastra Dunia dalam Seri Elang menjadi teman di masa mudanya. Kesenangannya dalam bidang sastra berlanjut sampai bangku kuliah hingga lulus di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris USD pada tahun 1986. Baginya, mata kuliah literatur adalah mata kuliah yang sangat menarik. Karena ketertarikannya dalam dunia literatur, ia pun melanjutkan studinya di Pengkajian Amerika Universitas Gadjah Mada (UGM) dan lulus pada tahun 1990. Dalam studinya, ia menyukai sastra Amerika. Kesukaannya tidak berhenti sampai di situ. Ia pun melanjutkan studi S2nya lagi di English of School, University of New South Wales (UNSW) Sydney dan lulus pada tahun 1998. Dalam studinya tersebut, ia belajar tentang literatur Australia dan Indonesia. Karena ketertarikannya terhadap dunia sastra, ia pun melanjutkan studi S3nya di Southeast Asian Study Program di National University of Singapore, Singapura.

Dalam prosesnya menjadi guru besar, ia menyebutkan bahwa ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Penulisan jurnal yang dipublikasikan ke dalam jurnal internasional bereputasi dan jurnal nasional terakreditasi SINTA 1 sampai 3 menjadi syarat mutlak dalam pengajuan diri menjadi guru besar. Prof. Novi memiliki motivasi dalam melakukan penelitian di bidang Sastra dan Bahasa karena banyak hal dalam dunia sastra yang tidak diketahui oleh orang banyak. Banyak orang menilai bahwa sastra adalah dunia imajinasi yang tidak ada hubungannya dengan dunia sehari-hari. Sastra seringkali dipandang sebelah mata karena tidak dapat menyelesaikan masalah sosial secara konkrit, “Sastra itu berperan penting dalam membantu manusia menyikapi masalah social.” tuturnya.  Bagi Prof. Novi, sastra tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari yang juga merupakan endapan pemenuhan hidup manusia. Kita dipanggil untuk memelihara dunia dan seluruh ciptaan dengan mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. “Literature is to mourn and warn.” Begitulah Prof. Novi berpesan bahwa sastra adalah pengingat kita sebagai manusia bahwa kita harus menjadi orang yang lebih manusiawi.

(MHH)

  kembali